Grid.ID - Semakin seringnya kasus konten negatif seperti bunuh diri yang disiarkan live di facebook, membuat pendiri facebook nggak tinggal diam.
Berkembangnya Facebook yang membuat orang dapat menyiarkan sebuah video secara live ternyata tak hanya memiliki respon baik.
Adanya kasus bunuh diri seperti yang terjadi di Jagakarsa, pembunuhan yang dilakukan secara live kerap muncul hingga saat ini.
Umumnya pengguna Facebook yang menyaksikan tentu saja tak dapat melakukan hal apa-apa.
Bahkan lebih buruknya, penyebaran video dengan konten buruk tersebut pun mudah terjadi.
Itulah kenapa Mark membutuhkan setidaknya 3000 orang untuk dapat mengantisipasi hal buruk yang terjadi pada Facebook Live.
(BACA JUGA Anak Generasi Millennials Berani Melakukan Hubungan Seks di Luar Nikah, Salah Siapakah? )
(BACA JUGA Wasit Cantik Ini Bikin Suporter Sepakbola Alih Fokus, Ternyata Ini Penyebabnya Ini)
Seperti dilansir dari DailyMail, sejatinya sudah ada setidaknya 4500 orang yang bekerja untuk menyaring konten berisi hal negatif.
Hal-hal tersebut bisa berisi kekerasan, ucapan-ucapan buruk, dan juga pelecehan terhadap anak.
Meski begitu, sejatinya Facebook sudah memiliki algoritma khusus untuk dapat mendeteksi adanya konten yang melanggar etika.
Namun sayangnya, dengan bantuan algoritma ternyata tak selamanya bisa membantu para staff untuk meminimalisir konten negatif.
5 Shio Paling Suka Duduk Diam di Pojokan Pas Hajatan, Cukup Mengamati dari Jauh