Grid.ID - Android merupakan sistem operasi terbesar dengan 1,4 miliar pengguna.
Ini berkat perangkatnya yang sudah open source, sehingga fleksibel digunakan berbagai vendor perangkat mobile.
Meski demikian, ada dampak buruk dari keterbukaan Android, yakni keamanan yang tak terstandarisasi.
Tiap ponsel Android memiliki jadwal update berbeda-beda, kadang rutin kadang tidak.
Alhasil, banyak celah keamanan yang ditemukan yang berpotensi untuk dibobol.
Penyebaran malware menjadi masif beberapa tahun terakhir.
Lantas, benarkah Android benar-benar lebih mudah dibobol alias diretas (di-hack) ketimbang sistem operasi mobile lain?
Menurut Director of Android Security, Adrian Ludwig, ada kesalahan persepsi yang menyebar di masyarakat luas, yang semata-mata merujuk pada banyaknya malware bermunculan di sistem operasi Android.
Padahal, ia mengklaim Android telah ditingkatkan keamanannya secara signifikan dari masa ke masa.
“Dari kriptografi dan sandboxing yang kami tingkatkan, eksploitasi OS Android semakin sulit,” kata dia, sebagaimana dilaporkan DigitalTrendsdan dihimpun KompasTekno, Senin (8/5/2017).
Sederhananya, Ludwig mengatakan bahwa ponsel Android yang sering di-update dijamin aman.
Masalahnya, otoritas untuk pembaruan sistem operasi itu ada di tangan vendor.
4 Arti Mimpi Memakai Balsem, Lambang Pemulihan hingga Perlindungan dan Kenyamanan
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Indra |
Editor | : | Indra |