"Visa sudah beres, paspor juga sudah beres. Dan Insya Allah mengajukan lagi tahun 2018, visa domestic worker continue (perpanjangan visa pekerja domestik)," Ida berkisah.
Meskipun sudah memiliki dua anak, Ida mengaku masih bisa membantu ibunya di Lampung dengan mengirimkan uang secara berkala.
Kisah Musiri dan Ida, menurut Anis Hidayat, Direktur Migrant Care, mencerminkan mobilitas sosial ekonomi pekerja domestik dan itu terbukti di kampung-kampung asal mereka.
"Hasil penelitian Migrant Care tahun 2014 dan yang juga kita lakukan lagi tahun 2015 itu menunjukkan bahwa memang buruh migran perempuan yang bekerja sebagai PRT di banyak negara merupakan aktor penting dari pembangunan di Indonesia.
"Para TKI itu secara nyata menggerakkan pembangunan. Di NTT misalnya, itu hampir mayoritas sarjana, dan di NTB itu sumbangan buruh migran perempuan karena jerih payah mereka di luar negeri," Anis menjelaskan.
Di samping "menelurkan" sarjana, Anis menambahkan, sebagian TKI yang pulang melanjutkan pendidikan mereka ke perguruan tinggi. Hasil nyata lain yang jamak dilihat adalah pembangunan fisik, terutama rumah, di kantong-kantong daerah asal TKI.
(Ervan Hardoko / Kompas.com)
Viral Rumah Dijual Rp 27 Juta di Yogyakarta, Kondisinya Horor dan Bikin Merinding, Akan Dibeli Joko Anwar?
Penulis | : | Agus Sulistriyono |
Editor | : | Agus Sulistriyono |