Grid.ID - Akhir pekan ini diwarnai serangan program jahat (virus komputer) jenis ransomware bernama Wanna Decryptor yang melanda hampir 100 negara di seluruh dunia.
Jaringan National Health Service (NHS) di Inggris dibuat kerepotan karena ransomware mengunci dan “menyandera” data pasien di komputer rumah sakit.
Tak lama setelahnya, di hari yang sama, firma keamanan Eset melaporkan bahwa virus komputer Wanna Decryptor telah menyebar ke Indonesia dan mulai memakan korban.
(BACA JUGA: Gokil! Abu Talip Supir Taksi Online Selalu dirate Bintang 5, Kamu Nggak Percaya Apa Dilakukan)
“Ransomware WannaCry (nama lain Wanna Decryptor) yang mulai terdeteksi tanggal 12 Mei 2017 sore waktu Indonesia Barat,” sebut Technical Consultant PT Prosperita ESET Indonesia, Yudhi Kukuh, dalam keterangan tertulis yang diterima KompasTekno, Sabtu (13/5/2017).
Yudhi mengatakan, ketika Wanna Decryptor mulai menyebar di Indonesia, sebagian besar perusahaan sudah mematikan sistem komputer.
Namun virus ransomware ini tak urung tetap memakan korban.
Berdasarkan pantauan KompasTekno dari Twitter, sejumlah pasien dari sebuah rumah sakit di Jakarta mengeluhkan bahwa sistem komputer antrean di RS tersebut tidak bisa berfungsi karena terinfeksi malware/virus.
(BACA JUGA: Kisah Bayi Dania, Lahir Kondisinya Seperti ini, Kini Beginilah Dia Sudah Tumbuh Besar)
Seperti dilansir Grid.ID dari kompas.com, di layar komputer tampak notifikasi yang ditampilkan oleh virus Wanna Decryptor.
Unit komputer terkunci dan tidak bisa digunakan.
Ransomware Wanna Decryptor di rumah sakit tersebut diduga telah mengunci sistem piranti lunak dan data pasien dengan menggunakan enkripsi.
Prompt dan notifikasi (ransom note) tersebut berbahasa Indonesia karena Wanna Decryptor bersifat multi-lingual untuk menyasar korban di berbagai negara.
Ada lebih dari 25 bahasa yang bisa ditampilkan oleh Ransomware ini, termasuk Indonesia dan Inggris.
Apabila pihak rumah sakit ingin menyelamatkan data yang disandera itu, tebusan senilai 300 dollar AS (sekitar Rp 4 juta).
(BACA JUGA: Nama Penjahat Star Wars Ini Makin Populer Sebagai Nama Bayi di 2016)
Jika uang tebusan telah ditransfer, pembuat virus akan membuka enkripsi atau kunci agar sistem dan data dapat diakses seperti sediakala.
Uang tebusan harus dikirim dalam bentuk Bitcoin ke dompet digital sang pembuat program jahat.
Bitcoin adalah mata uang digital alias cryptocurrency yang transaksinya tidak bisa dilacak sehingga populer digunakan oleh kalangan dunia hitam, termasuk pelaku serangan cyber dan pembuat ransomware.
Di Inggris, dokter-dokter di setidaknya 16 rumah sakit dibuat kerepotan lantaran dibuat tidak bisa mengakses rekam medis pasien karena ulah ransomware ini.
(BACA JUGA: Ini Dia 12 Nama Asli Artis Indonesia, Nomor 6 Pernah Dicemooh dan Nomor 7 Panjang Banget!)
Senjata cyber NSA
Pihak ESET mengatakan Wanna Decryptor tergolong unik dibandingkan ransomware lain karena memanfaatkan kelemahan sistem operasi Windows.
Kelemahan ini berasal dari senjata cyber dinas intel Amerika Serikat, NSA, yang dicuri dan dibocorkan oleh kelompok hacker Shadow Broker pada April lalu.
Ransomware ini menyerang perusahaan dari berbagai sektor, mulai dari bank, rumah sakit, hingga telekomunikasi dan kereta api.
Untuk mencegah infeksi, Eset menyarankan pengguna untuk segera melakukan update untuk komputer berbasis Windows.
Khusus untuk Windows XP, disarankan untuk upgrade Windows ke versi yang lebih baru karena OS lawas ini sudah tidak mendapat patch sekuriti dari Microsoft. (*)
(Penulis: Oik Yusuf/Kompas.com)
3 Tahun Menghilang, Li Ziqi Akhirnya Comeback, Ini 5 Fakta Sang YouTuber Cantik Nomor 1 di China dan Alasan Sempat Hiatus