Grid.ID - Akhir-akhir ini, banyak perusahaan atau instansi yang kalang kabut karena jaringan komputer mereka diserang oleh malware bernama ransomware.
Mereka yang bergelut dengan keamanan komputer akhir pekan ini tidak bisa tenang.
Sebuah virus ransomware menyerbu tak hanya di Indonesia, tapi di hampir 100 negara lain.
Para ahli komputer memperingatkan, ransomware adalah jenis virus malware yang berkembang paling pesat.
Virus jahat ini mengunci komputer sehingga tidak dapat diakses pengguna, kemudian meminta bayaran untuk pengembalian data mereka.
Pemerintah Australia mengklaim 72% bisnis yang disurvei mengalami insiden ransomware pada 2015. Dua tahun sebelumnya, survei serupa menunjukkan perusahaan yang terimbas ransomware hanya 17%.
Ransomware juga semakin jadi ancaman bagi perangkat mobile karena bisa disembunyikan dalam aplikasi.
Wakil kepala perusahaan keamanan internet Lookout, Gert-Jan Schenk, menjelaskan, "Umumnya ransomware disebarkan lewat unduhan yang tidak disadari - ia berpura-pura menjadi aplikasi populer, yang menambah peluang Anda mengkliknya."
"Demi menghindari ancaman ini, pengguna harus sangat berhati-hati dalam memasang aplikasi, dan melihat dari mana mereka berasal - baca ulasannya di Google Play, dan hindari mengunduh dari sumber yang tidak bisa dipercaya."
Cara kerja
Layaknya virus komputer pada umumnya, ransomware sering tiba di komputer dalam bentuk email phishing, spam, atau pembaruan perangkat lunak palsu - dan penerima email mengeklik tautan atau membuka lampirannya.
Virus itu kemudian mulai bekerja, mengenkripsi data si pengguna.
Larang Ayah Rozak Jadi Calon Wali Kota Depok, Ayu Ting Ting Ngaku Tolak Tawaran Terjun ke Dunia Politik, Ternyata ini Alasannya
Penulis | : | Hery Prasetyo |
Editor | : | Hery Prasetyo |