Grid.ID - Dalam kurun waktu 1981-1983, homoseksual telah menjadi perdebatan nasional.
Adalah Dede Oetomo, aktivis HIV/AIDS yang dikenal juga sebagai pendiri Gay Nusantara, bahkan menyebutkan isu homoseksual mulai dieskpos media nasional sejak tahun 1970-an.
Empat dekade telah terlalui, komunitas kaum gay justru makin banyak saja anggotanya.
Mereka bahkan menuntut untuk mendapatkan haknya untuk diakui sebagai warga negara seperti warga Indonesia lain, termasuk mensahkan keberadaan mereka.
Terlepas dari tuntutan kaum gay tentang keberadaan mereka, Grid.ID mencoba mengulik dari Kompas.com tentang penyebab pria bisa sampai menjadi gay.
Sains.kompas.com pada tahun 2011 dalam laporannya berjudul ‘Jadi Gay karena Kurang Serotonin” menuliskan beberapa hasil riset tentang penyebab homoseksual.
Serotonin adalah senyawa yang berpengaruh pada ketertarikan antar lelaki.
Disebutkan, dari penelitian Yi Rao dari Peking University dan National Institute of Biological Sceinces, Beijing, ditemukan adanya senyawa serotonin yang ternyata berpengaruh pada aktivitas seksual, seperti ereksi, ejakulasi, dan orgasme.
(BACA JUGA Pesta Seks Kaum Homo, Polisi Temukan Banyak Kondom, 6 Gigolo Diamankan)
(BACA JUGA Benarkah Setelah Berhubungan Seks Ukuran Miss V Jadi Longgar dan Besar?)
(BACA JUGA Dorongan Seksual Pria Meningkat Dengan Rajin Makan Ikan, Ini Bukti Ilmiahnya)
Dalam penelitian menggunakan tikus putih jantan, Yi Rao kemudian meneliti pengaruh serotonin terhadap orientasi seksual melalui percobaannya.
Berjuang Halalin Pacar di Jepang dan Sudah Dilamar, Pria Wonogiri Berujung Ditinggal Nikah: Tak Kusangka