Grid.ID - Ariana Grande terlihat emosional untuk pertama kalinya sejak serangan teror di konsernya di Manchester Inggris, pada hari Senin saat ia mendarat di kota asalnya Boca Raton, Florida, Amerika Serikat pada hari Selasa (23/05) sore.
Pada saat kejadian, ia diampingi oleh ibunya, Joan.
Joan adalah salah satu orang yang hadir saat bom tersebut meledak pada hari Senin (22/05) dan saat kejadiaan sedang menuju ke belakang panggung untuk mengucapkan selamat kepada putrinya.
Tak disangka, ketika mendekat panggung tiba-tiba menggambarkan kekacauan terjadi.
Joan panik dan segera mulai bekerja membantu beberapa penonton konser yang berusia muda keluar dari arena.
Joan juga membantu menenangkan mereka di tengah kekacauan.
(BACA JUGA Ayahnya Pembenci ISIS, Mengejutkan, Inilah Sosok Peledak Bom di Konser Ariana Grande
Setelah kejadian ini, tak kurang dari 24 jam, polisi Florida langsung mengamankan rumahnya di Boca Raton, Florida.
Puluhan personil siap siaga menjaga rumahnya.
Joan dan Ariana Grande akhirnya terbang pulang ke Florida Amerika Serikat dengan menggunakan pesawat pribadi.
Keduanya disambut oleh Mac Miller, kekasih Ariana Grande yang sudah menunggunya.
Ariana Grande, yang berpakaian hitam dari kepala sampai kaki, membawa boneka unicorn berwarna ungu.
Sesaat ia menjejakkan kakinya di landasan, ia berpelukan dan berciuman panjang dengan Miller dulu sebelum dibawa pergi dalam mobil SUV.
(BACA JUGA Ayahnya Pembenci ISIS, Mengejutkan, Inilah Sosok Peledak Bom di Konser Ariana Grande
Miller juga dengan hangat memeluk ibu Ariana, Joan, yang juga berpakaian hitam seperti yang dikenakan oleh Ariana Grande.
Joan mendapatkan ciuman di pipi dari Miller saat dia masuk ke salah satu kendaraan yang sudah menunggunya.
Ariana menunda tur di beberapa negara eropa yang dimulai di Stockholm pada 8 Mei dan akan selesai pada tanggal 15 Juni di Roma.
Insiden teror bom dalam konser Ariana Grande di Manchester Arena, Senin atau Selasa (23/5/2017) pagi WIB tidak hanya melukai penontoin tetapi juga orang yang ada di sekitar lokasi.
Salah satu korban yang terkapar adalah Chris Parker, seorang gelandangan yang berumur 33 tahun.
Di saat banyak orang sibuk dengan keselamatannya sendiri, Parker yang juga masih syok mencoba berdiri.
Dia paling sigap membantu para korban yang masih selamat.
Setiap harinya, Parker memang mendatangi kerumunan untuk mengemis, meminta uang.
Dia ke Manchester Arena juga dalam rangka menyambut para penonton konser Ariana Grande keluar dan mengemis.
Namun, justru kejadian mengerikan itu yang ia sambut.
Dengan cekatan, Parker meraih orang-orang yang terkena bom bunuh diri itu untuk dia bopong ke tempat yang aman.
Dia tak hanya membantu satu atau dua orang, tapi lebih dari 12 orang.
"Semua orang keluar (dari Manchester Arena, red) dan tampak bahagia. Namun, saat orang-orang melewati pintu kaca, saya mendengar ledakan dan dalam beberapa detik saya melihat kilatan putih."
"Kemudian asap membubung tinggi dan saya mendengar banyak teriakan," kata Chris Parker kepada The Sun.
"Saya juga terlempar hingga jatuh, kemudian mencoba bangkit. Bukannya lari, insting mendorong saya kembali dan mencoba menolong para korban," lanjutnya.
"Saya melihat anak kecil. Dia kehilangan kaki. Saya bopong dia ke sebuah toko merchandise dan saya bertanya ke mana ibu dan bapaknya. Dia bilang ayahnya masih bekerja dan ibunya di atas sana," kisahnya.
Parker mengatakan, dia berpikir mungkin ibunya tewas akibat bom itu. Lalu, dia juga melihat wanita 60 tahun dan menolongnya.
"Saya belum bisa berhenti bernyanyi. Yang paling mengejutkan, ini konser untuk anak-anak."
Aksi Chris Parker ini mendapat pujian luas di Inggris dan gelandangan ini dinilai sebagai pahlawan.
Sebab, dengan spontan dia membantu para korban sebelum petugas kesehatan datang. (*)
Arafah Rianti Ngaku Introvert Usai Dilabrak Tetangga, Satpam Kompleks Auto Bongkar Kelakuan Aslinya: Dia Gak Menghargai
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |