Grid.ID - Seorang bayi yang tidak diketahui siapa namanya berhasil buat banyak orang menangis mendengar kisahnya.
Seorang bocah dari Distrik Damoh, Madhya Pradesh India terduduk menangis melihat ibunya yang tidak merespon apa yang dilakukan anak tersebut.
Setelah melihat ada seorang wanita yang berbaring didekat rel kereta, warga pun segera menelpon polisi bahwa ada seorang mayat didekat rel kereta Api Distrik Damoh, Madhya Pradesh India.
(BACA JUGA : Detik-Detik Muculnya Bayangan Putih Dari Kuburan Cina, Merinding Lihat Videonya)
Ketika petugas tiba, mereka pun ikut kaget melihat kerumunan disekitar wanita itu dan bayinya yang masih berumur 17 bulan.
Seorang saksi bernama Monu Balmiki (27) menatakan "Kami melihat seorang wanita berbaring didekat jalur kereta api, dan kami segera memberi tahu polisi.
Tapi ketika kamu mendekat, kami melihat seorang anak disebelahnya sedang menangis dan meminum susu dari payudara ibunya.
Kejadian ini membuat mata menjadi berkaca-kaca.
(BACA JUGA : Bikin Sedih, Ini Cerita Pacar Bripda Ridho Setiawan Korban Bom Kampung Melayu, Ternyata Sudah Firasat)
(BACA JUGA : Dinda Pacar Bripda Imam Gilang Adinanta Mimpi Nikah, Ini yang Jadi Kenyataan)
Petugas Nand Ram yang sekaligus kepala polisi kereta api menyatakan bahwa balita tersebut menangis karena tidak mendapatkan tanggapan dari ibunya.
Kemudian balita tersebut memeluk, dan meminum susu darinya.
"Kami kaget melihatnya, sangat menyedihkan.
Wanita itu terbaring mati saat anak itu duduk di sampingnya tanpa goresan.
Ini adalah sesuatu yang belum pernah kita lihat sebelumnya.
Itu cukup emosional bagi kita semua." Ujar Nand Ram.
Sampai sekarang polisi masih mencari kepastian penyebab meninggalnya wanita tersebut.
Tapi yang dicurigai oleh polisi adalah kecekaaan yang "disengaja" karena ada darah yang keluar dari hidung dan telinga.
Balita yang tidak diketahui namanya itu sekarang sudah berada di Rumah Sakit terdekat untuk melakukan beberapa pemeriksaan medis. (*)
Nikita Mirzani Ancam Bakal Robohkan Rumahnya, Vadel Badjideh Malah Tantang Balik: Kalau Bisa 100 Tukang Kita Sambut