Grid.ID - Puasa kerap digambarkan sebagai kondisi tubuh yang lemah karena tidak dapat makan atau pun minum.
Dengan alasan itu, banyak orang yang memutuskan untuk tidak berolahraga selama bulan puasa.
Olahraga saat bulan puasa bisa menjaga kebugaran tubuh.
Namun, tak sedikit yang melakukan kesalahan saat olahraga pada bulan puasa.
Pada dasarnya mereka yang berpuasa masih dapat berolahraga selama tujuannya bukan untuk prestasi.
(BACA JUGA Inilah Daftar Lama Waktu Puasa di 6 Benua, Durasi Terpendek 11 Jam)
Menjaga kebugaran, menstabilkan kadar gula darah, atau mempertahankan berat badan serta massa otot merupakan tujuan-tujuan olahraga yang “dilegalkan” saat puasa.
Bulan puasa seharusnya tak menjadi halangan untuk tetap melakukan rutinitas olahraga.
Bila kamu memilih waktu dan jenis olahraga yang tepat, maka tak perlu takut letih dan mengganggu ibadah berpuasa.
Selama bulan Ramadan, olahraga di bulan puasa harus dilakukan bertahap.
Inilah yang harus diperhatikan ketika kamu akan olah raga saat bukan puasa.
1. Berolahraga di bulan puasa tidak dianjurkan untuk tidak berolahraga di pagi hari karena kita tidak dapat minum setelahnya.
2. Tidak dianjurkan pula untuk berolahraga sebelum sahur karena udara masih penuh dengan CO2.
3. Jenis olahraga yang paling disarankan untuk dilakukan saat puasa adalah aerobik seperti jalan kaki, jalan cepat, bersepeda atau berenang.
4. Olahraga dengan beban seperti mengangkat besi atau barbel tidak dianjurkan.
5. Intensitas olahraga tidak boleh melebihi denyut jantung maksimal yang besarnya = 220 – usia (dalam tahun)
6. Frekuensi boleh dipertahankan dengan syarat tidak dipaksakan.
7. Setelah olahraga jangan langsung tidur malam dan tunggulah sampai suhu tubuh kembali normal, yakni kurang lebih 3 jam sesudahnya.
8. Bila melakukan olahraga yang lebih berat seperti badminton atau tenis, batasi intensitasnya seperti cukup 1 set saja.
Nah, tidak ada alasan lagi untuk tidak berolahraga di bulan puasa. (*)
Source | : | www.kompas.com |
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |