Grid.ID - Kemampuan seorang ibu untuk berpuasa pada masa-masa menyusui berkaitan erat dengan kondisi kesehatannya.
Kesehatan ini berkaitan erat dengan pola hidup dan pola makan, apalagi pada bulan Ramadan.
Asupan gizi pada ibu menyusui harus memadai untuk menyuplai laktasi yang dibutuhkan oleh sang bayi.
Perbedaan paling signifikan pada bulan Ramadan adalah waktu makan.
Ibu yang biasanya makan pagi, siang, dan malam harus mengubah jam makan pada waktu sahur dan berbuka.
Oleh sebab itu, dua waktu makan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya dengan memaksimalkan asupan gizi pada dua waktu makan tersebut.
Sebenarnya, saat berpuasa, ASI yang dihasilkan ibu menyusui tidak akan berubah dan berkurang kualitasnya karena saat itu tubuh akan melakukan mekanisme kompensasi.
Oleh sebab itu, jumlah asupan gizi pada ibu menyusui yang berpuasa harus diperhatikan.
Ibu menyusui harus tetap makan tiga kali sehari, saat sahur, berbuka, dan setelah tarawih.
Hal ini dilakukan untuk mempertahankan cadangan ASI dalam tubuh.
Berikut adalah beberapa tips mempertahankan kualitas dan kuantitas ASI saat puasa Ramadhan:
1. Memperbanyak konsumsi cairan
Saat berpuasa, cairan berkurang sebanyak 2-3 persen dalam tubuh.
Tubuh menyesuaikan diri dengan mengurangi keringat dan produksi urine.
Berbuka dengan minuman manis dan hangat akan merangsang kelancaran ASI bagi ibu menyusui.
Meminum susu dapat menjadi alternatif untuk menambah energi dalam tubuh.
Teh manis hangat, jus, dan kurma dapat memberikan energi lebih bagi tubuh ibu menyusui.
(BACA JUGA Resep - Coba Yuk Smoothie Mangga dan Jeruk, Minuman Segar untuk Berbuka Puasa)
(BACA JUGA Jangan Sampai Gagal Fokus Saat Puasa, Karena Konsumsi Makanan Ini)
(BACA JUGA 9 Hal Ini Wajib Kamu Perhatikan Saat Sahur dan Buka Puasa, Agar Puasa Tetap Sehat)
2. Menyeimbangkan komposisi gizi pada menu makanan
Pada dasarnya, tubuh ibu menyusui memerlukan 700 kalori setiap harinya.
Pada saat berpuasa, 70 persen dari jumlah kalori yang dibutuhkan ini didapat dari makanan yang dikonsumsi oleh ibu.
Sisanya didapat dari cadangan energi yang tersimpan dalam tubuh.
Mengonsumsi makanan bergizi pada saat sahur, berbuka, dan setelah tarawih harus dipertahankan.
Sebagai alternatif menu, satu porsi opor ayam sekitar 200 gram mengandung 700 kalori.
Santan pada opor memiliki kandungan kalori yang sangat tinggi.
Jika dengan kuah, satu porsi opor mengandung 700 kalori, tetapi ayamnya hanya mengandung 200 kalori.
Satu potong rendang dengan berat 340 gram mengandung lebih dari 800 kalori.
Segelas es buah dengan ukuran 180 ml mengandung 173 kalori.
3. Istirahat yang cukup
Pada saat bayi menyusui, saraf di permukaan payudara memberikan rangsangan ke kelenjar pada otak untuk memproduksi dua hormon yang memicu produksi ASI.
Dua hormon ini adalah prolaktin dan oksitosin.
Hormon prolaktin memerintah sel-sel dalam payudara untuk memproduksi ASI.
Hormon oksitosin menyebabkan otot-otot payudara berkontraksi, dan memompa ASI keluar dari puting.
Aktivitas ini memperlihatkan bahwa jumlah ASI akan terus bertambah sepanjang bayi tetap menyusui.
Efeknya, ibu yang berpuasa akan lemas setelah menyusui.
Beristirahat sejenak akan mengembalikan energi pada ibu.
Tidak lupa, secara psikologis, keyakinan bahwa ASI akan tetap lancar selama berpuasa juga harus tetap dikuatkan.
Ini berpengaruh besar pada produksi ASI. (*)
Berita ini dipublikasikan Kompas.com dengan judul: Tips Berpuasa bagi Ibu Menyusui (http://lifestyle.kompas.com/read/2011/08/01/0850226/Tips.Berpuasa.bagi.Ibu.Menyusui)
(Kompas.com/Asep Candra)