Laporan Wartawan Grid.ID, Agil Hari Santoso
Grid.ID - Enam universitas di Taiwan diduga mengirimkan mahasiswanya, termasuk pelajar Indonesia, untuk jalani kerja paksa.
Kabar pelajar Indonesia jalani kerja paksa ini diungkap oleh salah seorang politisi Taiwan, Ko Chih-en.
Mengutip Taiwan News, Ko Chih-en mengungkapkan bahwa ada ratusan pelajar Indonesia yang dikirim universitas Taiwan untuk jalani kerja paksa.
Politisi dari partai Kuomintang (KMT) ini mengungkapkan bahwa setidaknya ada 6 universitas di Taiwan yang ketahuan mengirimkan mahasiswanya untuk bekerja di pabrik.
Diantara mahasiswa tersebut, ada ratusan pelajar Indonesia yang ikut menjadi korban pemaksaan oleh universitas-universitas tersebut.
Berikut fakta-fakta yang telah dirangkum Grid.ID dari Taiwan News dan South China Morning Post.
1. Sekitar 300 Pelajar Indonesia Bekerja di Pabrik
Kho Chih-en mengatakan, ada 300 pelajar asal Indonesia yang ikut menjadi korban pemaksaan.
Mengutip Taiwan News, 300 pelajar Indonesia ini diketahui tengah menempuh pendidikan di Universitas Hsing Wu di New Taipei, Taiwan.
Baca Juga : Sakit dan Lumpuh Selama 4 Tahun di Taiwan, TKI Shinta Danuar Segera Dipulangkan ke Indonesia
2. Harus Berdiri 10 Jam di Pabrik
Mahasiswa yang ikut 'kerja paksa', yang diantaranya adalah pelajar Indonesia, harus bekerja di pabrik selama 10 jam, dari jam 7.30 hingga 19.30.
Mengutip SCMP, para pelajar ini harus berdiri selama 10 jam sambil mengemas 30 ribu kontak lensa.
Politisi Ko juga mengatakan, para pelajar tersebut hanya diberikan 2 jam untuk beristirahat.
3. Cuma Kuliah 2 Hari
Para mahasiswa yang menjalani kerja paksa ini, juga tak mendapatkan pendidikan yang dijanjikan kepada mereka.
Ko mengatakan, mereka hanya boleh kuliah selama 2 hari dalam seminggu.
Dengan hanya satu hari libur, para pelajar ini harus menghabiskan 4 hari bekerja di pabrik.
Baca Juga : Junhoe iKON Kembali Jadi Perbincangan karena Perkataannya saat Konser di Taiwan
Baca Juga : Inspirasi Gaya Hijab Syar'i ala Kartika Putri yang Bakal Jadi Tren Busana Muslimah di Tahun Ini
4. Diberi Makan Daging Babi Selama Bekerja
Ko Chih-en menyebutkan, sebagian besar mahasiwa Indonesia yang menjalani kerja paksa ini merupakan muslim.
Walau begitu, banyak dari mereka yang diberikan makanan yang mengandung daging babi selama mereka bekerja di pabrik.
Baca Juga : Super Pangling! Tampilan Istri Baim Wong Paula Verhoeven dalam Balutan Busana Kebaya Hijab Syar'i
5. Sikap Indonesia
Mengutip Kompas.com, pihak Kementerian Luar Negeri Indonesia telah mengambil sikap atas dugaan mengejutkan ini.
Pihak Kementerian Luar Negeri memutuskan untuk menangguhkan pengiriman pelajar Indonesia untuk magang di Taiwan.
"Penangguhan rekrutmen dan pengiriman pelajar magan bakal ditangguhkan hingga manajemen yang lebih baik tercapai," ujar Juru Bicara Kemenlu, Arrmanatha Nasir, dikutip Grid.ID dari Kompas.
Baca Juga : Luna Maya Tampil Simpel Naik Kereta Pakai Tas Branded Harga Fantastis
Selain itum Kantor Dagang Indonesia di Taipei, kini tengah berkoordinasi dengan aparat setempat.
Kantor Dagang Indonesia meminta agar aparat berwenang di Taiwan segera mengambil langkah untuk keamanan dan keselamatan pelajar Indonesia yang di sana.
Baca Juga : Liburan ke Amsterdam Tanpa Ruben Onsu, Sarwendah Jadi Sorotan Saat Pakai Tas Seharga 121 Juta Rupiah!
(*)
Source | : | scmp,kompas,Taiwan News |
Penulis | : | Agil Hari Santoso |
Editor | : | Agil Hari Santoso |