Grid.ID - Ulang tahun dianggap hari istimewa, namun juga bisa menjadi hari petaka jika berlebihan merayakannya.
Dan, sudah menjadi tradisi, sahabat dan sanak keluarga membuat kejutan buat yang berulang tahun.
Namun, kejutan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan tidak membahayakan.
Pasalnya, ada pula tradisi melempar telur sebagai kejutan untuk yang berulang tahun.
Padahal, tindakan ini ternyata berbahaya dan sudah sering mengakibatkan kebutaan mata.
Seorang remaja asal Bogor yang berusia 19 tahun, Muhammad Yusuf Permana, mengalaminya.
Pada hari ulang tahunnya, Yusuf menerima lemparan telur dari teman-temannya.
Telur mendarat tepat di mata kirinya dan berujung petaka.
Yusuf bukannya mendapat kejutan yang membahagiakannya, tapi mencelakakannya.
Mata kiri Yusuf yang terkena lemparan telur tersebut akhirnya menjadi buta.
Dokter spesialis mata, Gilbert Simanjuntak, dr, SpM, mengatakan, kebutaan yang dilami Yusuf bisa disebabkan oleh beberapa hal.
Sebagai misal putusnya syaraf mata akibat benturan antara telur dan mata.
Kondisi itu dikenal dengan istilah traumatik optik neuropatik (TON).
“Kedua, serpihan telur itu merobek kornea matanya. Atau mungkin ada yang luka kemudian infeksi,” kata Gilbert saat dihubungi oleh Kompas.com pada hari Sabtu (3/6/2017).
Gilbert mengatakan, bakteri juga dapat berperan merusak kondisi mata.
Namun, dalam peristiwa yang dialami Yusuf, bakteri tidak datang dari dalam telur.
“Kulit telur itu mungkin saja banyak jamur. Lalu, kalau kena jamur bisa buta,” ucapnya.
Bakteri Pseudomonas aeruginosa, misalnya, merupakan bakteri yang sangat ganas dan berbaya bagi mata.
Bila mengenai mata, cukup satu hingga dua hari bagi pasien untuk mengalami kebutaan.
“Datangnya bisa dari kulit telur saat kena mata Yusuf,” ujar Gilbert.
Kasus Yusuf bukanlah yang pertama. Tahun 2013 lalu misalnya, seperti diberitakan Irish Times, Ann Doody mengalami kebutaan mata akibat lemparan telur remaja iseng.
Doody diperlakukan bak sasaran tembak. Usai melempar dari dalam mobil, si remaja berteriak, "Yeah, saya tepat sasaran!"
Sebenarnya sudah sering muncul ajakan agar tak melakukan perayaan ulang tahun dan lainnya dengan melempar telur mentah.
Ajakan itu sebenarnya telah digaungkan JM Durnian dari Royal Liverpool University Hospital.
Mereka telah mempublikasikan hasil penelitian berjudul "Here’s egg in your eye: a prospective study of blunt ocular trauma resulting from thrown eggs".
Hasil itu dipublikasikan di Emergency Medical Journal, 23 Oktober 2006.
Durnian dan tim melakukan evaluasi pada pasien Royal Liverpool University Hospital yang mengalami cedera mata akibat lemparan telur pada periode November 2004 hingga Desember 2005.
Dari 18.000 kasus, 13 pasien yang umumnya menerima lemparan telur saat perayaan Halloween mengalami cedera serius.
Ke-13 pasien itu mengalami beragam cedera mulai pendarahan hingga luka dan tertariknya retina yang berakibat pada hilangnya penglihatan.
Hanya satu orang yang mengalami cedera sangat ringan dan bisa keluar rumah sakit dengan mata normal, lainnya mengalami cedera serius.
Satu orang mengalami luka sangat serius sehingga perlu operasi untuk mengembalikan penglihatannya.
Setelah operasi, matanya normal, hingga kemudian ia bersin.
Tekanan saat bersin berpadu dengan cedera yang dialami membuat retina tertarik. Ia dirawat lagi dan akhirnya bisa sembuh.
"Ukuran telur sama dengan bola squash, dan lebih berat. Itu artinya ukuran telur pas dengan bola mata dan bisa mengakibatkan cedera akibat benda tumpul, bahka jika dilempar dengan tangan," jelas Durnian di dalam publikasinya.
Durnian mengatakan, ada cara lain untuk merayakan Halloween dan dalam konteks Indonesia, ulang tahun.
Jika masih ingin menggunakan telur, orang bia membuat telur dadar sehingga tak berbahaya jika kena mata. Orang juga bisa memakai benda lain yang lunak.
Jangan cuma kasihan pada Yusuf. Jadikan nasib malangnya sebagai pelajaran sehingga tak ada lagi orang yang mengalami kebutaan karena kecerobohan. (*)
Artikel ini juga ditayangkan Kompas.com dengan judul: Pelajaran Berharga dari Kasus Remaja yang Buta akibat Lemparan Telur
Penulis | : | Hery Prasetyo |
Editor | : | Hery Prasetyo |