Grid.ID - Penyakit kanker darah menjadi pemicu meninggalnya Ferry Wijaya, suami Ririn Ekawati, Minggu dinihari (11/6/2017), sekitar pukul 00.15 WIB.
Leukemia adalah jenis kanker atau keganasan yang menyerang sumsum tulang yang memproduksi sel-sel darah, sel darah yang paling terpengaruh adalah sel-sel darah putih (leukosit) sehingga penyakit ini disebut juga sebagai kanker darah putih.
Menurut Leukimia dan Lymphoma Society, sebanyak enam puluh ribu orang diperkirakan didiagosis menderita leukimia pada tahun 2016.
Gejala leukimia di antaranya sering mimisan, peradangan gusi, mual, demam, menggigil, sakit kepala, nafsu makan menurun, mengalami penurunan berat badan secara drastis, keringat berlebih di malam hari, dan sering merasakan nyeri di daerah perut.
(BACA Inilah Gejala Leukemia, Penyakit yang Membuat Suami Ririn Ekawati Meninggal Dunia)
Jika mengalami gejala tersebut sebaiknya segera untuk memeriksakan diri ke dokter.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan labolatorium seperti tes darah, analisis kromosom, CT scan serta biopsi dengan melakukan sampel pada sumsum tulang belakang.
Gejala ini juga dirasakan oleh Ferry Wijaya, suami Ririn Ekawati yang mengalami gejala sakit pada daerah perut.
Sebelum meninggal, Ferry Wijaya sebenarnya sedang menjalani pengobatan.
(BACA Penyesalan Ria Irawan Tak Berkesudahan, Permintaan Jupe yang Terlambat Dipenuhinya)
Terakhir 4 hari sebelum meninggal dunia, ia sempat dirawat di salah satu rumah sakit.
Penderita kanker darah bisa saja diobati tetapi harus dilihat dari tingkat menyebarannya di dalam tubuh.
Menurut dr. Krisma Kurnia, SpD, dokter spesialis penyakit dalam di RSU.Bethesda Lempuyangwangi, Yogyakarta, pengobatan leukemia tergantung pada banyak faktor dan pertimbangan beberapa hal seperti usia, kesehatan secara keseluruhan, jenis leukemia, dan tingkat penyebaran di dalam tubuh.
Pengobatan bisa berupa kemoterapi, terapi biologis, terapi radiasi, dan transplantasi sel induk, termasuk terapi suportif serta terapi paliatif.
Pengobatan berupa transplantasi sel induk ada dua macam, transplantasi Stemcell Autologous dan transplantasi Stemcell Alogenik.
(BACA Terungkap, Inilah Fakta Pemicu Kematian Suami Ririn Ekawati yang Tak Disangka)
Salah satu perbedaannya adalah sumber donor.
Transplantasi Stemcell Autologous adalah dilakukan transplantasi stemcell dari pasien sendiri.
Sedangkan transplantasi sel induk alogenik dilakukan dengan sumbangan dari orang lain yang secara cocok dengan sel pasien.
Apakah dengan perawatan ini akan sembuh?
"Rata-rata angka harapan hidup 5 tahun adalah 57%," ujar dokter Krisma.
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |