Rencana menuju jenjang pernikahan sedikit terhambat, karena Asworo belum ada biaya untuk melunasi semua uang muka ntuk resepsi pernikahan.
Pengakuan itu Asworo sampaikan kepada Chatarina di hari mereka hendak terbang dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang tujuan Yogyakarta pada 6 Mei. Sepanjang perjalanan dari Prabumulih-Palembang, keduanya kerap bertengkar.
Asworo menjemput Chatarina dengan mobil sewaan jenis Innova pada pukul 18.00 WIB dan tiba di Palembang pukul 22.00 WIB dan langsung menuju hotel di Jalan Anwar Sastro.
(Baca : Dihantui Rasa Bersalah, Pria Pembunuh Calon Istrinya Lakukan Hal Mengejutkan Ini)
Di hotel itu keduanya bertengkar kembali, hingga hanya Chatarina yang menginap di hotel, sedangkan Asworo memilih pulang ke kosannya di daerah Bangau.
"Saya bilang uang enggak ada, terus cekcok. 'Gimana sih kok belum ada uang, katanya sudah siap?' Terus saya jawab belum dapat uangnya," cerita Asworo.
Asworo yang merasa terdesak tidak bisa berpikiran panjang lagi. Ia tak lagi mau pergi ke Yogyakarta, tapi merencanakan untuk membunuh Chatarina dan mengambil harta bendanya.
Keesokan harinya pada 7 Mei pukul 05.00 WIB, Asworo menjemput Chatarina dari hotel dan meyakinkan rencana terbang ke Yogyakarta tetap terlaksana.
Bukannya lewat jalan protokol, Asworo memacu mobilnya melalui jalan pintas dari Sekip menuju Kenten dan tembus ke jalan Nurdin Panji menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II.
Tiba di Jalan Nurdin Panji, Asworo membelokkan mobil ke Jalan Sungai Sedapat, menjauh dari jalan yang seharusnya menuju bandara.
"Terus Chatarina saya pukul tiba-tiba. Saat tidak sadar saya tarik ke kursi belakang sebelah kiri, lalu saya pukul di mukanya lagi pakai kunci setir beberapa kali. Waktu itu posisinya sekarat, saya cek denyut nadinya masih ada, lalu saya tarik keluar dan dibuang ke semak-semak," ucap dia
Berita ini sudah tayang di Tribunnews.com dengan judul Terbunuhnya Wiwid Dipicu Cekcok Lantaran Asworo Tak Punya Uang Muka
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri