Grid.ID - Hiu adalah sekelompok ikan spesies superordo Selachimorpha dengan kerangka tulang rawan yang lengkap dan tubuh ramping.
Ikan hiu bernapas dengan menggunakan lima liang insang (kadang-kadang enam atau tujuh, tergantung pada spesiesnya) di samping, atau di belakang kepalanya.
Apakah hiu khususnya hiu putih adalah hiu paling besar yang ada di lautan?
Ternyata tebakan ini salah.
Coba sekarang kamu ketik The Megalodon Sharks di laman Google.
Muncullah ikan hiu paling besar.
Hiu ini bahkan menakuti paus dengan gigi tajamnya yang berukuran enam inci.
Besarnya 3 kali dari Hiu Putih dan tidak ada predator laut manapun yang bisa menyamainya.
Tapi bersyukur, binatang itu tiba-tiba menghilang 2 sampai 3 juta tahun yang lalu.
Dan spesiennya menghilang, para ilmuwan berusaha untuk mengetahui apa yang terjadi.
Perubahan iklim, penurunan mangsa, dan munculnya predator baru telah memainkan peran mengapa hiu jenis ini hilang.
Saat ini peneliti di University of Zurich ternyata sudah memiliki jawaban terhadap misteri ini.
Ternyata megalodon bukan satu-satunya makhluk yang hilang selama periode yang dikenal sebagai Zaman Pliosen.
Faktanya, sepertiga dari hewan laut terbesar termasuk ikan hiu, paus, burung laut, dan kura-kura laut mati pada saat ini.
Para ilmuwan sekarang percaya bahwa mereka telah mengidentifikasi "peristiwa kepunahan" yang sebelumnya tidak diketahui.
Tim menyelidiki fosil megafauna laut dari zaman Pliosen dan Pleistosen (5,3 juta sampai sekitar 9.700 tahun SM).
"Kami dapat menunjukkan bahwa sekitar sepertiga megafauna laut menghilang sekitar tiga sampai dua juta tahun yang lalu," kata penulis utama Dr. Catalina Pimiento.
"Oleh karena itu, komunitas megafaunal laut yang diwariskan manusia telah diubah dan berfungsi dengan keragaman yang berkurang," tambahnya.
(BACA Berita Terpopuler, Mulai Dari Nasib TKW di Singapura Hingga Pernikahan Anak Usia 5 Tahun)
Sebanyak 43% spesies penyu hilang bersama dengan 35% spesien burung laut dan 9% spesies hiu.
Tidak diketahui pasti apa penyebabnya.
Dr Pimiento mengatakan hal itu mungkin berkaitan dengan gletser yang terbentuk dengan cepat pada saat itu dan mengubah kondisi permukaan laut secara drasatis.
Dia mengatakan pada harian The Times, "Kami memiliki kecurigaan bahwa permukaan laut ada hubungannya dengan hilangnya spesies laut. Kami menghitung bagaimana habitat pesisir bisa terkena dampak ini. Wilayah pesisir menurun dengan cepat dan terombang-ambing,"
"Perubahan ini mempengaruhi semua binatang besar. Diharapkan penelitian ini akan membantu ahli biologi kelautan memahami ancaman yang dihadapi oleh hewan terbesar saat ini," ujar Pimiento. (*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Penulis | : | Alfa Pratama |
Editor | : | Alfa Pratama |