Terpaksa, salah satu harus bergantian membonceng.
Selama 5 hari, kakak beradik dari dua ibu berbeda itu mengayuh sepeda secara bergantian.
Tentu saja, mereka berhenti di sejumlah tempat untuk beristirahat.
Yang mengharukan, mereka berangkat juga meski tak punya bekal cukup.
Di jalan, para pemilik warung, seringkali iba dan memberi mereka nasi.
"Kami terpaksa naik sepeda karena tak ada biaya," ujar Ikal.
Nenek mereka di Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan, hanya membekali ongkos Rp150.000.
Tiga bocah ini berangkat ke Sumatera untuk menjenguk nenek mereka yang sakit.
"Sudah lama tidak ketemu ibu. Jadi mau pulang. Rencananya nanti ketemu kakak dulu di Ciledug, di Kota Tangerang," ujar Ijal, di Pelabuhan Merak, Kamis (29/06/2017) malam, dikutip dari RRI.co.id.
Bocah kelas 6 SD itu mengatakan, ayah mereka kerja sebagai sopir bus.
"Ibu cuma pengrajin kayu. Kami ada 7 bersaudara dari dua ibu," timpal Aslam, saudara Ijal.
Kisah mereka terungkap setelah seorang petugas ASDP, Rizky, memuat kisah mereka di Path.
Penulis | : | Aji Bramastra |
Editor | : | Aji Bramastra |