Grid.ID – Secara umum, biasanya ukuran organ intim pria yang besar dan panjang dikorelasikan dengan kenikmatan hubungan seks.
Nggak heran, banyak kaum adam yang berkeinginan untuk memperbesar organ kelaminnya demi menyenangkan pasangan dan membuat dirinya merasa lebih jantan.
Eh, tapi benarkah hal tersebut?
Ternyata jawabannya tidak sama sekali.
Sebab, tingkat kepuasan seks yang dipengaruhi oleh ukuran penis kembali ke masing-masing individu. Dan, ukuran penis tidak semata-mata menjadi faktor utama kepuasan seks.
“Sebenarnya ukuran penis tak akan berpengaruh. Ukuran penis yang bisa mempengaruhi kepuasan seks tergantung pada persepsi tiap orang,” jelas oleh dr. Heru H. Oentoeng, M.Repro., Sp.And., seperti yang dikutip Grid.ID dari Nova.ID
Hal senada juga diutarakan dalam sebuah penelitian, seperti yang dikutip Grid.ID dari WebMD.
( BACA : Ternyata Ini Ukuran dan Bentuk Organ Intim Wanita yang Paling Ideal, Cari Tahu Kamu yang Mana? )
Studi tersebut mengungkapkan bila orgasme seringkali disebabkan oleh durasi ketahanan organ intim pria untuk tidak ejakulasi.
Studi juga mengungkapkan bahwa pria yang tahu mana gaya bercinta yang mampu memuaskan pasangannya adalah faktor penentu utama.
Bahkan, besar atau kecilnya ukuran penis juga tak mempengaruhi ereksi seorang pria.
Demikian seperti yang ditambahkan oleh Dr. Heru.
( BACA : Mungkin Kamu Belum Tahu, Ada 5 Bahaya Pembalut yang Siap Mengancam Kesehatan Organ Intim )
“Penis yang kebesaran justru menyakitkan. Ukuran penis yang biasa-biasa saja justru lebih nyaman,” ujar dokter yang praktik di siloam Hospitals Lippo Vilage dan Siloam Hospital Kebon Jeruk.
Kemudian, pada kondisi ukuran penis tak normal seperti micropenis, akan mempengaruhi kepuasan seksual terutama bagi pria itu sendiri.
“Kalau micropenis, maka rangsangan tak efektif,” jelas dr. Heru.
Meskipun kondisi micropenis tak mempengaruhi fungsi terutama kesuburan seorang pria, namun dr. Heru menyarankan agar pria yang memiliki kondisi tersebut tetap konsultasi pada ahlinya.
“Periksa dulu, apakah ada masalah lain yang mendasari baru nanti diobati, kalau itu sebelum pubertas,” jelasnya.
Micropenis sendiri bisa diakibatkan oleh defisiensi hormon pertumbuhan atau testosteron, sehingga akan direkomendasikan terapi hormon agar pertumbuhan penis lebih normal.
Selain itu, bisa juga dengan melakukan pembedahan medis apabila pria tak responsif pada terapi hormon. (*) (Dionysia Mayang/Nova.ID)
Penulis | : | Ridho Nugroho |
Editor | : | Ridho Nugroho |