Grid.ID - Perkelahian di Pasar Lama menewaskan Muhammad Rijani (18).
Korban menghembuskan napas terakhirnya, Kamis (3/12) sekitar pukul 12.00 Wita.
Pria yang semula tidak diketahui identitasnya tersebut kemudian dibawa ke kamar jenazah RSUD Ulin Banjarmasin, untuk menunggu keluarga.
Awalnya petugas kebingungan mencari identitas korban.
Karena saat dibawa ke rumah sakit tak ada satupun identitas diri.
Ciri-ciri menonjol hanya terlihat dari adanya sejumlah tato.
Tato tersebut masing-masing terletak di bagian dada sebelah kanan dan kiri dengan bergambarkan kartu As dan kepala Indian.
Sedangkan sisanya di bagian lengan kiri, tato tersebut bertuliskan "Winda Yang Selalu Tersakiti" dan bergambarkan jangkar.
Diperoleh informasi, korban semula dirujuk ke IGD RSUD Ulin Banjarmasin Kamis (3/1) dini hari dalam kondisi luka di kepala.
Tak sadarkan diri dan sempat menjalani perawatan, korban menghembuskan napas, Kamis siang.
Diperoleh informasi dari Kapolsekta Banjarmasin Tengah, AKP Sigit Prihanto, luka tersebut merupakan bekas hantaman benda tumpul berupa kayu.
Peristiwa tersebut terjadi saat korban berselisih paham dengan seorang pria sekaligus diduga pelaku berinisial E di Jalan Pasar Ikan Pasar Lama, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kamis sekitar pukul 00.30.
Pelaku yang naik pitam kemudian langsung menghajar kepala korban dengan sebuah kayu hingga bersimbah darah.
"Betul, dan untuk kejadian itu sendiri sebetulnya juga disaksikan tiga orang pengamen yang kebetulan berada di lokasi. Kini pelaku sedang dalam pengejaran kami," ujat Kapolsek.
Sempat beredar korban penganiayaan di Pasar Ikan Pasar Lama Kecamatan Banjarmasin Tengah merupakan warga Kampung Gadang, sejumlah anggota relawan gabungan pun langsung melacak kerabat dan keluarganya.
Baca Juga : Pesepak Bola Brazil Tewas Mengenaskan Setelah Ketahuan Menggoda Istri Pengusaha
Namun dari hasil pelacakan ternyata pria bertato tak bernyawa tersebut merupakan warga Desa Kahakan, Kecamatan Batu Banawa, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh tetangga korban, Rusmini, kemarin.
Saat dihubungi melalui ponselnya, ia mengatakan korban memang sudah sekitar tiga bulan merantau ke Banjarmasin.
"Betul. Namanya Muhammad Rijani usia 18 tahun. Dia dulunya beristri. Tapi karena cerai, kini hidup sebatang kara di Banjarmasin," jelasnya.
Baca Juga : 8 Foto yang Diambil Sesaat Sebelum Tragedi Mengenaskan, dari Pesawat MH17 Hingga Mobil Maut Lady Diana
Selain itu, warga Desa Kahakan Kecamatan Batu Benawa tersebut menambahkan korban sejatinya yatim piatu.
Ia hanya memiliki seorang saudara yang kini tinggal di Anjir.
"Untuk abah dan mamanya sudah meninggal. Dia hanya punya seorang kakak," cerita Rusmini.
(*)
Artikel ini pernah tayang di Banjarmasin Post dengan judul,
Tiga Bulan Merantau ke Banjarmasin, Hidup Pria Sebatang Kara itu Berakhir Mengenaskan
Source | : | Banjarmasin Post |
Penulis | : | None |
Editor | : | Hastin Munawaroh |