Grid.ID-Bertransaksi secara online memang mudah dan nyaman.
Tak perlu bermacet-macet dan kena panas, cukup klik sana sini, belanja bisa dilakukan.
Bahkan kalau beruntung, kamu bisa mendapat harga barang yang lebih masuk akal.
Namun, dunia online memang kejam.
(Baca : Baru Bercerai Tommy Kurniawan Rencanakan Menikah Ta'aruf Dengan Sosok Finalis Putri Indonesia Ini )
Seperti di dunia nyata, selalu ada dunia hitam dan putih, penjahat ada di mana-mana.
Bedanya, di dunia maya kamu tak bakal mendapat ancaman secara fisik, seperti dipukul atau bahkan dibunuh.
Resiko terbesar bertransaksi secara online adalah ditipu atau dikuras tabunganmu.
Biasanya, setelah percakapan jual beli yang menggoda, korban akan transfer sejumlah uang baik sebagai tanda jadi (DP) atau langsung lunas.
(Baca : Nggak Cuma Ayu Ting Ting, Ciuman David Beckham Juga Tuai Kritikan Pedas. )
Setelah itu, penjual akan makin sulit dihubungi.
Mereka mengulur waktu untuk menguras uang yang sudah ditransfer.
Nah, agar tak menjadi korban penipuan di dunia maya dalam transaksi online kamu bisa mengamati ciri-ciri penjual yang bermaksud jahat, sebagai berikut.
1. Tidak bersedia menggunakan cara pembayaran yang aman.
Cara pembayaran yang aman adalah memakai rekening bersama, seperti di www.mangrekber.com, warindo.co.id, dan lainnya.
Sebelum memakai rekening bersama, cek dulu apakah ada yang bermasalah dengan penyedia layanan rekening bersama itu.
Rekening bersama juga bisa dinikmati saat bertransaksi di market place terkenal seperti Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Elevenia, Blibli, dan lainnya.
Selain memakai rekening bersama, transaksi juga bisa dilakukan bertemu fisik secara langsung alias COD (Cash On Delivery).
(Baca : 5 Hotel Terbaik untuk Honeymoon di Bali, Bisa Puas Berduaan, Jangan Kaget Harganya! )
2. Tidak punya testimonial dari sumber lain
Jangan mudah percaya dengan testimoni yang dimuat di situsnya sendiri, karena itu mudah dibuat.
Coba cek testimoni orang lain yang pernah bertransaksi dengan penjual, dengan mencarinya di Google dan forum besar seperti Kaskus.
(Baca : Ganteng-Ganteng Ternyata Bodyguard Artis, Duh Bikin Salfok mana yang Harus Dipelototin? )
3. Menjual barang dengan harga yang sangat murah, untuk menarik pembeli
Mendapat harga yang murah memang menyenangkan.
Namun kalau kamu sudah terlanjur terkesima dengan penawaran harganya yang sangat murah dan tidak masuk akal, segera hentikan percakapan, dan gunakan akal sehat.
Kalau kamu masih percaya dengan alasannya memberi harga murah, jangan pernah mau transfer uang dulu sebelum pegang barang.
Ajak penjual untuk bertransaksi lewat rekening bersama atau marketplace seperti Tokopedia dan Bukalapak.
(Baca : Selalu TampiL Cantik dan Rapi, Berapa Gaji Pramugari di Indonesia? )
4. Memberikan informasi tidak jelas.
Penjual yang benar tentu tahu banyak tentang barang yang dijualnya secara detil.
Tapi penipu tentu akan kesulitan untuk menjawab pertanyaan yang teknis dan detil, karena dia tak punya barang yang diiklankan.
(Baca : Selamat Jalan Kristupa Saragih, Tokoh Pemersatu Fotografer di Indonesia )
5. Enggan berinteraksi dengan calon pembeli.
Penipu online akan menjawab pendek-pendek dan sekedarnya, dan memberi kesan bahwa mereka sibuk bekerja sehingga tak sempat menjawab.
Penipu akan takut terbongkar kedok penipuannya jika terlalu banyak menjawab pertanyaan
6. Tidak menolak jika harga barangnya ditawar rendah
Waspada pula jika penjual langsung terima saja jika barangnya ditawar rendah, karena memang mereka tak punya barangnya.
7. Menggunakan nama yang berkesan terpercaya
Untuk mengelabui korbannya, mereka memakai nama dan profesi yang meyakinkan, misalnya Dokter, atau gelar seperti ST, SE, SH bahkan Haji. (*)