Laporan wartawan Grid.ID, Tamara Wijaya.
Grid.ID- Setelah 3 hari pasca meninggalnya Oka Mahendra Putra, Awkarin memang tampak sangat terpukul dan terlihat sangat depresi.
Dilihat dari Instagram Stroynya, Awkarin terus menerus meluapkan kesedihannya itu.
Seperti yang diposting 18 jam lalu, awkarin menuliskan "how do u cure depression", "bagaimana caranya menyembuhkan rasa depresimu".
Oka dikabarkan bunuh diri dengan sianida akibat dililit hutang.
(Baca : Dramatis, Begini Gaya Polisi Gagalkan Niat Bunuh Diri Bule di Bandara Ngurah Rai Bali )
Dengan melihat kasus dewasa muda yang bunuh diri, menurut para psikolog rasa ingin bunuh diri tidak hanya muncul secara tiba-tiba.
"Kenapa orang bisa bunuh diri, itu nggak secara tiba-tiba."
"Bunuh diri itu sepeti sebuah puncak yang sebelum-sebelumnya, sudah terjadi perubahan dalam pola hidup."
"Dan umumnya ada rasa depresi, kemudian dia tidak bisa meng-handle depresinya itu dengan baik, sehingga pandanganya tentang hidup itu kemana-mana, dan muncullah rasa ingin bunuh diri itu," ujar Ayoe Sutomo, M.Psi, selaku Psikolog di Citra Ardhita Psychological Service pada Grid.ID.
Jadi pada dasarnya, rasa ingin bunuh diri itu sendiri tidak muncul secara tiba-tiba.
Melainkan adanya perubahan perilaku dan tidak adanya respon dari lingkungan sekitar, sehingga akhirnya seseorang berniat untuk bunuh diri.
Menurut Ayoe, peran lingkungan sekitarlah yang harus peka dengan perubahan dari orang tersebut.
"Karena sebenarnya, salah satu cara orang terhindar dari rasa depresi berat adalah dari support lingkungan," tambah Ayoe.
(Baca : Para Suami, Lakukan 4 Hal Ini Agar Istri Tambah Cinta dan Meleleh )
Selain itu, peran orang tua merupakan salah satu peran yang paling penting dalam kasus seperti ini.
Karena orangtualah yang merupakan orang paling dekat dengan kita.
Jadi orangtualah yang pada dasarnya harus peka dengan perubahan sikap anak.
"Pola asuh dan kedekatan emosi antara otangtua dan anak, memang sangat penting."
(Baca : Duh, Pria yang Kerjanya Shift, Kesuburannya Bakal Lebih Bermasalah )
"Jadipun jika sang anak tidak punya teman untuk bercerita, sebenarnya orang tua harus menyadari itu."
Dan ketika sang anak memiliki perubahan perilaku, misalnya sepeti dibully atau depresi, orangtualah yang seharusnya menyadari akan hal itu pertama kali" tutup Ayoe. (*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri