Saat Shandy Aulia berusia 3 tahun, orangtuanya akhirnya memilih untuk bercerai.
Shandy ikut bersama ibunya, sementara 3 kakaknya ikut bersama ayah.
Dalam bukunya, Shandy mengungkapkan betapa ia sangat merindukan kasih sayang sang Ayah yang tak pernah ia dapatkan.
Sang ayah yang akhirnya mendapatkan anak lagi-lagi dari pernikahan keduanya, membuat Shandy dan 3 kakaknya tak pernah mendapatkan perhatian.
"Setiap aku bermain ke rumah papa, pemandangan papa mencintai anak laki-lakinya itu sudah biasa kulihat dan sudah biasa pula membuatku iri. Kuakui aku memang iri. Aku masih kecil dan rasa iri itu timbul begitu saja tanpa kumengerti. Aku menginginkan posisi yang ditempati anak laki-laki papa. Tapi kau tidak bisa berbuat apa apa," ujar Shandy.
Ia bahkan pernah begitu iri melihat Ayahnya membelikan mainan untuk adik tirinya itu, sedangkan ia tak pernah sekalipun dibelikan mainan.
"Papa membelikan anak laki-lakinya mobil-mobilan besar yang bisa dinaiki dan dikendarai. Harganya sangat mahal, di atas satu juta rupiah. Aku tidak pernah dibelikan mainan apa pun oleh papa. Mama memang tidak mau menerima uang sepeser pun dari papa, tapi memperbolehkan anak-anaknya menerima apa pun dari ayahnya," pungkasnya.
Hingga saat dewasa pun, sang Ayah, tak hadir mau dalam pernikahannya karena perbedaan keyakinan.
Kiemas beralasan beda keyakinan dengan putri bungsunya itu, sehingga tidak lagi berperan sebagai wali nikah anaknya.
(Baca: Duh, Shandy Aulia Melarikan Diri ke Bali, Ini Penyebabnya!)
Sesuai dengan keyakinannya pula, Kiemas tidak bisa memasuki rumah ibadah umat lain, tempat di mana putrinya melangsungkan pernikahan.