Grid.ID - Seorang pria asal China, Gao Chengyong dieksekusi mati pada Rabu (3/1/2018) lalu.
Dilansir Grid.ID dari The Daily Telegraph, pria berusia 54 tahun yang dijuluki Jack The ripper-nya China ini dieksekusi mati karena telah merampok, memerkosa dan membunuh 11 perempuan.
Gao Chengyong dieksekusi mati setelah tiga dekade sejak pembunuhan pertama yang ia lakukan.
Baca Juga : Modus Khas Gao Chengyong, Pelaku Pemerkosaan Berantai di China: Menyasar Wanita Berbaju Merah
Kabar eksekusi mati Gao Chengyong disampaikan oleh pengadilan kota Baiyin, provinsi Gansu melalui akun Weibo resminya.
Gao Chengyong menjadi pelaku pemerkosaan sekaligus pembunuhan berantai pada rentang tahun 1988 hingga 2002 di provinsi Gansu dan kota Baotou Mongolia Dalam.
Salah satu korban Gao adalah seorang anak perempuan berusia 8 tahun.
Baca Juga : Suku Uyghur, Kelompok Muslim Minoritas di China ini Justru Dicari Sebagai Model
Pembunuh berdarah dingin ini mengincar perempuan yang memakai pakaian berwarna merah.
Jika telah menemukan target, Gao akan membuntuti korban ke rumahnya kemudian menyerang mereka secara seksual, membunuh korban dengan memotong leher dan dimutilasi.
Beberapa korban ditemukan dalam kondisi tanpa organ reproduksi.
Baca Juga : Rayakan Natal, Gisella Anastasia Bakal Pergi ke China Demi Bisnis
Pengadilan Rakyat Tingkat Menengah Baiyin menjelaskan bahwa pihak kepolisian telah mencurigai Gao sejak tahun 2004 silam.
Saat itu, polisi untuk pertama kalinya menyimpulkan bahwa seluruh pembunuhan yang telah terjadi terkait satu sama lain.
"Pelaku memiliki penyimpangan seksual dan membenci wanita," ujar polisi pada tahun 2004 silam seperti yang dikutip Grid.ID dari The Daily Telegraph.
Baca Juga : Negeri Kaya Raya Brunei Darussalam Jatuh dalam Resesi, Kini Minta Bantuan China
Pihak kepolisian pun sempat menawarkan hadiah sebesar 200 ribu yuan atau sekitar 30 ribu dollar bagi pemberi informasi terkait keberadaan Gao Chengyong.
"Dia tertutup dan tidak ramah, tetapi sabar," tambah pihak kepolisian.
Awalnya tak ada yang menduga bahwa Gao telah melakukan pembunuhan berantai yang amat sadis.
Sebab, dirinya dikenal sebagai pria pemilik toko kelontong yang baik.
Baca Juga : Tak Mau Kalah dari Amerika Serikat, China Pamerkan Jet Tempur Siluman Pertamanya
Aksi sadis Gao terungkap setelah salah seorang kerabat Gao terlibat kejahatan kecil.
Polisi mengumpulkan dan melakukan uji DNA terhadap kerabat Gao tersebut dan menemukan kemiripan dengan DNA pelaku pembunuhan berantai yang tengah mereka incar.
Setelah menemukan kecocokan antara DNA Gao dengan sang pelaku pembunuhan berantai, akhirnya Gao ditangkap pada tahun 2016 saat sedang berada di toko kelontongnya.
Pada bulan Maret 2018 lalu, Gao akhirnya divonis hukuman mati oleh pengadilan. (*)
Penulis | : | Atikah Ishmah W |
Editor | : | Atikah Ishmah W |