Grid.ID - Kopi merupakan minumah khas yang memiliki cita rasa yang pahit namun nikmat.
Kopi juga mendapat tempat tersendiri bagi pecinta minuman kafein ini.
Di Indonesia Sendiri warung kopi juga menjamur, bak jamur yang tumbuh di musim hujan.
Kopi biasanya dinikmati di kala kesendirian di tengah suasana pagi yang syahdu.
Pastinya pecinta kopi sangat menikmati minuman satu ini karena memang begitu nikmat.
Namun, tahukah kamu dibalik nikmatnya kopi yang biasa kamu nikmati ternyata menyimpan masa lalu yang kelam.
Kopi sendiri awalnya memang bukanlah minuman asli indonesia.
Karena ternyata berasal dari Afrika dan menyebar ke timur tengah.
Kemudian ke eropa dan ke belahan dunia lainya, hingga ke Indonesia.
Di masa lalunya kopi di identikkan dengan doa, kemewahan, kolonialisme dan perbudakan.
Kopi pertama kali dikonsumsi oleh pemburu dan pejuang, lalu menjadi suatu kemewahan bagi Aristokrat.
Kemudian menjadi tumpuan borjuis, dan akhirnya sebagai sebuah kebutuhan bagi banyak pecinta kafein pada akhir abad ke-20.
Masuknya ke Indonesia sendiri bukanlah melalui jalur perdagangan.
Ternyata masuknya kopi ke Indonesia di bawa oleh penjajah VOC Belanda sekitar tahun 1700an
karena pada saat itu Kopi merupakan barang dagang yang sangat menguntungkan pihak VOC.
Petani Indonesiapun di daerah Jawa dipaksa bekerja dengan pemerintah kolonial.
Produksi tanaman ekspor dimaksudkan untuk menyediakan uang tunai bagi masyarakat desa Jawa untuk membayar pajak mereka.
Ini dalam bahasa Belanda dikenal sebagai Cultuurstelsel (Sistem Budidaya).
Pertengahan tahun 1970-an kopi Arabika daerah VOC diperluas tumbuh di Sumatera, Bali, Sulawesi dan Timor.
Dalam delapan belas ratusan, penjajah Belanda mendirikan perkebunan kopi yang besar di Dataran Tinggi Ijen di Jawa timur.
Pada tahun 1920, petani di seluruh Indonesia mulai menanam kopi sebagai tanaman tunai.
Perkebunan di Jawa dinasionalisasikan pada saat kemerdekaan dan direvitalisasi dengan varietas baru Coffea Arabica pada tahun 1950.
Hingga hari ini lebih dari 90% dari kopi Arabika Indonesia ditanam oleh para petani terutama di Sumatra Utara.
Produksi tahunan sekitar 75.000 Arabika ton dan 90% dari yang untuk ekspor.
Jadi itulah sejarah kelam kopi yang setiap pagi kamu nikmati.
Astagfirullah, Cuma Gara-gara Kuah, Pegawai di Rumah Makan Padang Ini Babak Belur Dikeroyok Pengunjung!
Source | : | |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |