Grid. ID - Ada yang berbeda di antara peserta upacara Kemerdekaan HUT RI ke 72 di lokasi Yayasan Lingkar Perdamaian (LP).
Dilansir dari SURYA.co.id lapas yang didirikan mantan napi teroris dan kombatan di Desa Tenggulun Kecamatan Solokuro, Lamongan ini memiliki petugas pengibar bendera bernama Zulia Mahendra (32), anak bungsu terpidana mati bom Bali, Amrozi.
"Baru satu tahun saya sembuh dari dendam dan marah pada negara, sejak abi (bapak, red) dieksekusi," ungkap Zulia Mahendra saat ngobrol dengan SURYA.co.id.
Ia mengaku sempat lama dendam dan marah dengan negara, sudah 10 tahun lamanya
(BACA: Ibu Kaget Anaknya Menangis Saat Lihat Tayangan Video Di Handphone, Ternyata Ini yang Dilihat)
Amrozi, ayahnya dihukum mati dengan cara ditembak bersama pamamnya, Ali Gufron pada 2008.
Bahkan kala itu Mahendra dengan membentang spanduk bertuliskan, "Akan aku lanjutkan perjuangan Abi."
Selama hampir sembilan tahun dendam itu terus membara.
Menurutnya, sejak Amrozi ditembak mati, baik ia saat masih sekolah dan kuliah, ia tidak pernah mau angkat tangan hormat bendera. "Baru hari ini," ungkapnya.
(BACA: Inilah 7 Fakta Aknes Yuriko, Anggota Paskibra Yang Meninggal Dunia. Nomor 5 Bikin Pengen Nangis!)
Lewat bimbingan pamannya, Ali Fauzi, terhitung baru satu tahun terakhir ini menyadari dan menghilangkan dendam serta amarah pada negara.
Menurutnya, semua tidak akan pernah selesai jika selesaikan dengan dendam.
Sebab katanya, akan muncul pendendam-pendendam baru saat ia membalas dengan pengrusakan dan pembunuhan.
Itu masa lalu, toh akhirnya Mahendra bersama anak mantan teroris lainnya, Syaiful Arif dan Khoerul Mustain, mau menjadi petugas pengibar bendera pada momen yang juga menjadi perhatian sejumlah media asing, Kamis (17/8/2017).
(BACA: 6 Paskibra yang Meninggal Dunia Sebelum Sempat Bertugas, Nomor 6 Paling Miris)
Baik Mahendra, Syaiful dan Khoerul sangat sempurna saat menjalankannya sebagai petugas pengibar bendera.
Untung ia masih punya paman, Ali Fauzi yang juga mantan teroris, pentolan JI, intruktur perakit bom dan kini pendiri Lingkar Perdamaian.
"Awalnya sangat susah menyadarkan keponakan (Zuli Mahendra, red) dan butuh waktu lama," ungkap Ali Fauzi.
Seringkali Mahendra bertandang ke rumah sang paman, dan hanya minta diajari membuat bom. Intinya untuk balas dendam.
Namun akhirnya menyadari itu bagian dari suratan hidupnya.
Perlahan-lahan Ali Fauzi akhirnya mampu menyadarkan keponakannya itu.
Ariel NOAH Direkam Pakai HP Android, Mantan Luna Maya Malah Disebut Wajahnya Mirip Parto Saat Berpose Tengah Mendayung Perahu
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |