Grid.ID - Matrilineal adalah suatu adat masyarakat yang mengatur garis keturunan dari pihak ibu.
Seperti dilansir BBC, ada sebuah dataran tinggi di Sumatera Barat di mana seorang pria dianggap sebagai tamu di rumah istrinya.
Suku Minangkabau adalah masyarakat matrilineal terbesar di dunia.
Legenda mengatakan bahwa pada abad ke-12, Raja Maharajo Dirajo, yang mendirikan kerajaan Koto Batu, meninggal, meninggalkan tiga bayi laki-laki dari ketiga istrinya.
(BACA JUGA: Ladies Perlu Tahu Nih, Cara Hidup Arsa Mayori dan Keluarga Jalankan Saat Ini...Bisa Ditiru Loh)
Istri pertamnya yaitu Puti Indo Jalito ini mengambil alih anak-anak memulai sejarah matrilineal di sana.
Dalam struktur sosial, sawah, rumah, dan properti lain diwarisi oleh anak perempuan.
Anak-anak mengambil nama ibu mereka.
Ada beberapa kepercayaan di sana antara lain Hinduisme, Buddhisme, animisme, dan juga Islam.
(BACA JUGA: Kamu Pasti Tak Menyangka Hal Ini Bisa Redakan Emosimu)
Tak seperti tradisi Islam di mana pengantin wanita pindah ke rumah suaminya setelah menikah, pengantin pria Minang justru sebaliknya.
Mas kawin diatur oleh keluarga wanita berdasarkan pendidikan dan profesi mempelai pria.
Saat upacara pernikahan, mempelai pria dijemput dan disambut dengan tarian.
Mempelai wanita berpakaian tradisional dan membawa uang serta hadiah untuk diberikan pada mempelai pria.
(BACA JUGA: Tragis! Paskibra Asal Sambas Meninggal Saat Menuju Lokasi Upacara Penurunan Bendera, Innalillahiwainnalillahi Roji'un )
Nama Minangkabau sendiri berasal dari kata Minang yang berarti menang, dan kabau yang berarti kerbau.
Dulu kala, Raja Sumatera mengusulkan pertaraungan kerbau daripada perang.
Kerbau Minangkabau membunuh kerbau Majapahit dengan menancapkan tanduknya yang tajam ke perut lawan.
Inilah sebabnya atap rumah dan tutup kepala tradisional wanita Minangkabau berbentuk seperti tanduk kerbau.
Tradisi ini telah teruji waktu dan masih bertahan sampai sekarang.(*)
Penulis | : | Anita Rohmatur R |
Editor | : | Anita Rohmatur R |