Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai
Grid.ID - Pavel Durov akhir-akhir ini lumayan populer di telingan masyarakan Indonesia.
Namanya mulai naik saat Kementrian Komonikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memblokir Telegram pada jumat, 14/72017.
Telegram sendiri adalah karya lain dari Durov setelah sebelumnya dia juga mendirikan VKontakte.
VKontakte adalah sosial media yang sangat populer di Russia dan daerah sekitarnya.
(Baca juga: Sistem Pada Otak Robot Makin Otonom, Benarkah Manusia Akan Jadi Rongsokan di Masa Depan?)
Sedang, Telegram merupakan layanan pesan singkat yang mirip dengan WhatsApp.
Nah, baru-baru ini Durov mengeluarkan pernyataan tegas soal hegemoni Amerika Serikat (AS).
Dia percaya bahwa cryptocurrencies adalah sebuah keniscayaan bagi sistem keuangan global untuk lepas dari hegemoni AS.
Cryptocurrencies adalah sebuah teknologi yang membuat mata uang digital menggunakan kriptografi untuk keamanan.
(Baca juga: Anak Kecil Dirantai di Depan Rumah, Makan Minum Tak Dikasih, Begini Penejelasan dari Orang Tua)
Jadi, ini membuatnya tak akan bisa dipalsukan.
Nah, nilai harga dari cryptocurrencies sebagian besar ditentukan oleh kekuatan membeli dan menjual dari para pengguna teknologi ini.
Dikutip wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai, dari Sputnik, Durov mengatakan bahwa dia percaya dengan kapasitas Bitcoin.
"Untuk pertama kalinya dalam 70 tahun, sistem keuangan global memiliki kesempatan untuk melepaskan diri dari hegmoni AS," tegas Durov.
(Baca juga: Di Tikungan Tajam Mobil Ini Terbalik, Pengemudi Bilang Sudah Injak Rem, Fakta Sesungguhnya Justru Seperti Ini)
AS dengan seronok telah memberlakukan mata uang nasionalnya sebagai cadangan di seluruh dunia.
Bagi Durov, sejak saat itulah di seluruh dunia, berdasarkan fakta, AS telah mengumpulkan upeti dari semua negara yang telah membayar hutangnya dengan Dollar.
Tulis Durov di VKontakte, Dollar akan dicetak tanpa henti karena beragam aset di seluruh dunia bisa dibeli menggunakan mata uang ini.
Bukan hanya hegemoni AS, Durov juga mengkritik gagasan dari Kementrian Keuangan Russia.
(Baca juga: Pengalaman Berharga dari Wanita yang Ingin Mati Saat Lihat Fotonya di Facebook)
Dia jengah karena bagaimana mungkin hanya investor yang memenuhi syarat yang dapat membeli dan menjual cryptocurrencies.
"Alih-alih mengambil kesempatan untuk membuat dunia lebih seimbang dan bersama Jepang dan negara Asia lainnya," lanjut Durov.
"Pemerintah Russia malah menyuarakan gagasan untuk melarang dan membatasi penggunaan cryptocurrencies."
Menurut Durov, ada kesan bahwa Russia telah memberlakukan sanksi pada penggunaan cryptocurrencies, seperti Bitcoin.
Sebelum Durov mengkomentari hal ini, Wakil Meteri Keuangan Russia, Alexei Moissev, telah berkata ngawur.
Cryptocurrencies, ujarnya, harus diatur sebagai aset keuangan yang hanya dapat diakses oleh investor tertentu yang memiliki kapasitas untuk membeli dan menjual.
Bagi kamu, apakah Bitcoin adalah solusi brilian untuk keluar dari cengkraman sistem keuangan global yang dihegemoni AS?(*)
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |