Laporan Wartawan Grid.ID, Yuliana Sere
Grid.ID – Banyak orang yang merasa aneh dengan pertanyaan kapan waktu yang aman untuk berhubungan seks setelah melahirkan.
Bahkan jika kamu bertanya pada dokter, bisa jadi doktermu tak bisa menjawab pertanyaan ini.
Sebenarnya, tubuhmu yang paling tahu kapan sebaiknya kamu bercinta setelah melahirkan.
Dilansir dari livestrong.com, menurut dokter Natasha Withers, sebaiknya seorang ibu yang sudah melahirkan menunggu enam minggu untuk melakukan hubungan intim.
(BACA JUGA: Terciduk, Siswa Ini Terekam Kamera Sedang Merokok di Tempat Umum! Waspada, Sampaikan Bahaya Merokok Pada Anak!)
Kamu bisa bertanya pada dokter apakah Miss V mu telah sembuh atau belum jika kamu melakukan persalinan normal.
Bagi wanita yang melahirkan dengan proses C-section, jika tidak ada rasa sakit maka sebaiknya juga menunggu 6 minggu untuk bisa melakukan hubungan seks.
Namun jika kamu merasa sudah siap, kamu bisa melakukannya 2 minggu pasca kelahiran.
Disamping itu, jika kamu mengalami robekan atau lecet yang signifikan saat melahirkan yang membutuhkan jahitan, kamu mungkin harus menunggu lebih lama.
Dr Withers juga menambahkan bahwa pasca melahirkan, banyak wanita juga mengalami kekeringan vagina.
Ini biasanya disebabkan oleh perubahan hormon.
Tingkat estrogen pasca melahirkan dan saat kamu menyusui menyebabkan kekurangan kelembaban alami.
(BACA JUGA:Temukan Bayi di Depan Pintu Rumahnya, Pasangan Ini Disebut Miliki Hati Emas )
Withers menegaskan bahwa kamu tidak punya alasan untuk waspada.
Kamu hanya butuh pelumas saat bercinta.
Selain itu, setelah kamu tidak lagi dalam masa menyusui, maka tingkat kelembabanmu akan kembali normal.
Untuk wanita yang menggunakan metode keluarga berencana, kamu bisa melakukan kontrasepsi.
(BACA JUGA:Wajib Tahu, Inilah Perbedaan Makeup Asia dengan Makeup Amerika, Kamu Suka yang Mana nih? )
Alasannya karena kamu masih bisa tetap hamil meskipun setelah kelahiran.
Dokter ini merekomendasikan untuk melakukan suntikan kontrasepsi yang berlangsung 8 sampai 12 minggu, atau cincin pelepas hormon. (*)
Source | : | www.livestrong.com |
Penulis | : | Anita Rohmatur R |
Editor | : | Anita Rohmatur R |