Grid.ID - Melangkah ke jenjang pendidikan tinggi merupakan sesuatu yang diimpikan oleh para lulusan SMA yang ingin mengejar cita-citanya.
Namun, memilih pendidikan tinggi yang tepat bukanlah sesuatu yang mudah.
Berbagai hal perlu dipertimbangkan; mulai dari lokasi, biaya, jurusan hingga kualitas.
REVIEW FILM – Baby Driver: Bagaikan Musik Video dengan Durasi Selama 112 Menit | Grid.ID https://t.co/nqh94Oiilt
— Grid.ID (@grid_id) August 28, 2017
(BACA: Ternyata Bukan Manusia Saja Yang Butuh Pensiun Hewan Juga Butuh Pensiun)
Seringkali informasi yang dibutuhkan tidak serta-merta tersedia dan menimbulkan tantangan tersendiri, bukan hanya bagi mahasiswa tetapi juga bagi institusi pendidikan tinggi, terutama pendidikan tinggi swasta.
Di Indonesia, menurut data Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) angka partisipasi kasar (APK) untuk kategori usia 19-24 (tingkat perguruan tinggi) masih sangat rendah, yaitu di bawah 30%.
Minimnya informasi yang diperoleh oleh calon lulusan SMA dan sederajat diduga menjadi salah satu hal yang memengaruhi rendahnya APK dalam kategori usia tersebut.
Pemerintah telah aktif menangani masalah ini, salah satunya dengan cara meningkatkan kualitas institusi perguruan tinggi swasta (PTS).
Pulau Ini Terlarang Bagi Orang Luar, Karena Kamu Bisa Mati Jika ke Pulau Ini | Grid.ID https://t.co/KKXBjz1rtr
— Grid.ID (@grid_id) May 28, 2017
Menanggapi keadaan ini Ibu Illah Saillah, Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah III Jakarta, mengatakan "Kami menyadari bahwa banyak masyarakat yang beranggapan bahwa banyak Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Indonesia yang kurang berkualitas dan mahal,”
“Padahal kenyataannya ada beberapa PTS yang justru lebih berkualitas daripada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan dengan biaya yang cukup terjangkau.”
“Pola pikir masyarakat Indonesia yang masih berfokus pada PTN tentu memengaruhi hal ini.” Tutupnya.
Nyesek, Abidzar Al Ghifari Sampai Lakukan Ini Demi 'Hadirkan' Mendiang Uje di Pernikahan sang Adik, Umi Pipik Auto Mewek