Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai
Grid.ID - Satu lagi kisah kepahlawanan yang hidup di saat ini.
Dia tak lakukan aksi heroik yang kolosal.
Dirinya hanya lakukan hal simpel, tapi sangat bermakna.
Inilah kisah perjuangan seorang anak manusia asal Bengkulu, yang rela menolong sesama demi berjumpa kembali dengan keluarga.
(Baca juga: Ternyata Obat Asam Mefenamat Punya Efek Samping yang Jarang Diketahui Orang loh)
Kisahnya sangat menyentuh, penuh pengorbanan, dan hati yang begitu tulus.
Nah, ceritanya kurang lebih seperti ini.
Saat itu, yang memposting kisah ini, Uskub Muzamil, akan pergi ke Pulau Jawa di bulan Agustus.
Dirinya di waktu lain membutuhkan tenaga kerja untuk mengurus sebuah kebun.
(Baca juga: Dielu-elukan di Panggung, Inilah Komentar Tetangga Tentang Sosok Raisa Ketika di Rumah)
Akhirnya, minta tolong bantuan teman di Bengkulu untuk mencarikan tenaga kerja.
Kerjaannya nanti buat pagar kebun.
Tujuan ke Pulau Jawa sendiri, yang utama, sebenernya menghadiri acara dakwah di Pacitan.
Saat pulang dari acara dakwah tersebut, tepat pada tanggal 18 Agustus 2017, lalu dia pergi menuju kebun, melihat para pekerja.
(Baca juga: Astaga Ariel Tatum Sekarat! Gimana Ya Kondisinya?)
Orang-orang ini belum pernah sama sekali dijumpainya.
Saat sampai di sana, seorang pekerja diajak kenalan.
Salah seorang yang ditanya punya nama Pak Paidi.
Dirinya asli orang Wonogiri.
(Baca juga: Baru Hamil 19 Minggu, Wanita Ini Sudah Melahirkan! Lihat Ukuran Bayinya, Mungil Banget)
Sejak tahun 1981, dia sudah merantau ikut tetangganya yang juga asal Wonogiri.
Saat ditanya, sudah berapa kali pulang ke Wonogiri, dijawab bahwa dirinya belum pernah.
Kembali ia ditanyai tentang kabar ibunya, dia malah bilang gak tahu.
Bahkan yang paling parah, dia tak tahu apakah ibunya masih hidup atau sudah wafat.
(Baca juga: 5 Fakta Sera Amane, Mahasiswi Asal Indonesia yang Jadi Bintang Film Dewasa Jepang)
Sontak, muncul kekagetan yang luar biasa.
Bagaimana bisa sang anak sendiri malah tak tahu kabar ibunya?
Dalam hati, seandainya ibunya masih ada dan hidup sehat, betapa rindunya ia pada anaknya ini.
Pasti ada harapan yang besar untuk dapat bertemu kembali.
(Baca juga: Kasihan! Sudah 10 Tahun Anak Ini Diikat Seperti Hewan Oleh Keluarganya, Alasannya Bikin Miris)
Tentu, kerinduan itu pasti bersemayam di relung terdalam Pak Paidi maupun ibunya.
Diketahui, bahwa Pak Paidi alamat rumahnya di Desa Puloharjo, Kecamatan Eromako, Wonogiri.
Dirinya juga menyebutkan data diri keluarganya yang ada di sana.
Nah, saat di Jawa, momen ini dimaksimalkan betul.
(Baca juga: 10 Hotel termurah di Yogyakarta yang Pas Untuk Liburan, Semua di Bawah 200 Ribu!)
Ada seorang kawan bernama Pak Mamad.
Dia adalah jamaah Majelis Rosho dari Pacitan.
Pak Mamad memiliki percetakan dan persewaan tenda panggung yang digunakan saat ulang tahun ke-9 Majelis rhoso.
Nah, Pak Mamad ini yang kemudian mencarikan alamat keluarga Pak Paidi di Eromoko secepatnya.
(Baca juga: 5 Fakta Sera Amane, Mahasiswi Asal Indonesia yang Jadi Bintang Film Dewasa Jepang)
Syukur Alhamdulillah, dalam 3 hari, keluarga Pak Padi telah ditemukan.
Pihak keluarga menelpon dan mengatakan sungguh senang sekaligus haru.
Ternyata, ibu Pak Paidi, syukurlah, masih sehat walafiat.
Usianya kurang lebih telah mencapai 100 tahun.
(Baca juga: Terkuak! Perempuan Ini Menikahi 5 Orang Dalam 1 Bulan, Ternyata Ini Modusnya)
Sang ibu ternyata masih mengharapkan perjumpaan dengan Pak Paidi.
Ia selalu berdoa, meminta usianya panjang.
Sebab, hanya satu pintanya, yaitu bertemu dengan sang anak yang dirindunya, yakni Pak Paidi.
Lalu ada inisiatif untuk mengadakan sesi tatap muka lewat handphone.
(Baca juga: Anya Geraldine Posting Foto, Netizen Salfok sama Bagian Dadanya)
Maka, segera dilakukan usaha untuk video call antara keluarga Pak Paidi dan Pak Paidi sendiri.
Sontak, Pak Paidi tak percaya.
Matanya begitu berkaca-kaca.
Tak kuat dirinya saat menatap wajah ibunya.
(Baca juga: Miris! Akibat Lupa, Ayah Ini Meninggalkan Putrinya yang Baru 11 Bulan di Mobil Seharian Penuh)
Padahal dia tak menyangka bahwa ibunya masih ada.
Ibunya juga merasakan suasana yang hampir sama.
Beliau menangis tersendu-sendu, histeris tak percaya bahwa anaknya juga masih hidup.
Pak Paidi tak bisa baca tulis.
(Baca juga: Kerap Banjir Kritikan, Mulan Jameela Tuai Pujian Gara-gara ini)
Ini membuat dirinya jadi manusia sebatang kara di Bengkulu.
Dirinya tak bisa memberi kabar.
Pihak keluarga sebetulnya sudah melakukan berbagai hal.
Beruntung, tepat pada tanggal 5 September 2017, bersama Pak Paidi, dari Bandara Fatmawati Bengkulu menuju Bandara Adisumarmo Solo.
(Baca juga: Laudya Cynthia Bella Nangis Saat Bridal Shower, Ini Ungkapan Shireen Sungkar Sahabatnya!)
Dengan niat yang begitu menggebu dan haru, Pak Paidi berharap untuk mengadakan pertemuan kembali.
Kali ini, Pak Paidi kembali, datang untuk menjemput kerinduan keluarganya, terutama sang ibu tercinta.
Pak Paidi yang mengenakan baju batik kotak-kotak lengan pendek, menemui keluarganya.
Ibunya, saat keluar rumah, masih dipegangi sanak keluarga yang lain.
Namun, saat di luar rumah melihat tampang Pak Paidi, sontak dirinya jadi bersemangat, melepaskan genggaman yang tadi memeganginya.
Dia berlari keluar, berlari dengan riang menuju Pak Paidi.
Pak Paidi juga menyambut pelukan haru dari sang ibu.
Air mata bertebaran, pelukan erat saling menguatkan.
(Baca juga: Perhatikan Gambar Tersebut, Bisakah Kamu Melihat Seekor Hewan? Coba Tebak)
Sungguh senang melihat Pak Paidi dapat berkumpul bersama keluarganya tercinta.
Apakah kamu bisa rasakan kuatnya getaran cinta, bagiamana rindu ini akhirnya terbalaskan hingga tuntas?(*)
Atiqah Hasiholan Diperiksa 8,5 Jam, Bantah Ratna Sarumpaet Lakukan Penggelapan Warisan, Begini Penjelasannya
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |