"Di waktu luang saya, saya suka menyiraminya, membersihkan cabang-cabangnya dan mengawasinya. Saya merawatnya sebelum orang datang berkunjung untuk melihat pohon ini".
Pohon itu pada awalnya berada di halaman belakang rumah Jia, namun pada saat dia merenovasi rumahnya pada tahun 1984, pohon itu tumbuh begitu lebatnya sehingga dia memutuskan untuk menggabungkannya ke dalam desain rumah barunya.
( BACA : Laris Manis, Begini Fakta Bandung Makuta, Kue Kekinian Laudya Cynthia Bella )
Jia mengatakan bahwa dia sekarang menganggap pohon itu sebagai bagian dari rumahnya dan juga menganggap pohon itu sebagai teman.
Terlepas dari kekhawatiran Jia tentang masa depan pohon tersebut, pada tahun 2013 pemerintah memasang sebuah plakat untuk pohon tersebut sebagai pengakuan atas nilai historisnya.
"Anak-anak setempat sangat menyukai pohon itu dan ingin melestarikannya untuk masa depan," katanya.
"Atau setidaknya jika rumah saya dibongkar dan digusur, saya ingin pohon itu tetap ditempatnya sebagai simbol kampung kami" pungkas Jia.
(*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | South China Morning Post. |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |