Grid.ID - Jalan-jalan ke Solo kurang lengkap rasanya jika tidak mencicipi sajian kulinernya.
Di Solo ada beberapa kuliner khas seperti serabi Notosuman, gudeg ceker, selat solo, soto gading, tahu kupat, sate kere, baso, dan soto timlo.
Namun beberapa kuliner tempatnya terpisah satu sama lain.
Jika kamu ingin mencicipi kuliner Solo dalam satu tempat, kamu mengunjungi Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah.
Baca : Tak Hanya Laudya Cynthia Bella, Inilah 9 Selebriti Wanita Dinikahi Pengusaha, Nomor 9 Akhirnya Cerai
Di pasar yang lokasinya berada letak di seberang Balaikota Surakarta terdapat jajanan yang wajib kamu cicipi.
Beberapa di antaranya sudah lama eksis, dan memiliki banyak pelanggan setia.
Berikut legenda kuliner di Pasar Gede Solo yang dikutip Grid.ID dari KompasTravel.
1. Timlo Sastro
Jika bertanya rekomendasi kepada orang Solo mengenai makanan khas, pasti mereka akan menjawab, "Timlo Sastro yang di belakang Pasar Gede."
Timlo Sastro juga dikenal berada dekat tempat pembuangan sampah sehingga bau sampah akan tercium ketika bersantap di sini.
Meski begitu, rumah makan ini tak pernah sepi pengunjung.
Adalah Pak Sastro yang pertama kali mengenalkan timlo kepada masyarakat Solo pada tahun 1952.
Timlo merupakan sejenis sup bening segar dengan isian aneka jeroan ayam, sosis solo, suwiran ayam, dan telur pindang.
Baca : Tiga Hari Setelah Ayahnya Menikah, Inilah Raut Muka Aleesya, Anak Tiri Laudya Cynthia Bella
Hidangan ini sejatinya dihidangkan saat sarapan.
Timlo Sastro hanya buka dari pukul 06.30-15.30 WIB.
Saat ini Timlo Sastro dikelola oleh empat orang anak Pak Sastro, dan memiliki cabang di Jalan Dr Wahidin yang buka sampai malam.
Semangkuk timlo komplit dengan nasi dihargai Rp 25.000.
2. Nasi Liwet Bu Sri
Inilah salah satu nasi liwet legendaris di Solo dengan rasa yang mantap.
Anak Bu Sri yang kini meneruskan usaha almarhumah ibunya sendiri tidak tahu sejak kapan usaha ini dimulai, yang ia tahu hanyalah resep nasi liwet legendaris sang ibu.
Daun pisang menurut anak Bu Sri menjadi penjaga cita rasa nasi.
Jangan lupakan areh, suwiran ayam kampung rebus, sayur labu, dan telur pindang yang membuat hidangan ini sangat seimbang dari segi rasa.
Harga sepincuk nasi liwet Bu Sri dihargai Rp 9.000.
Patokan asi Liwet Bu Sri berjualan adalah di bagian luar Pasar Gede yang menjual buah.
Ia berjualan di pojok dengan meja sederhana dan kursi plastik.
Baca : Bukan Tempat Romatis, Inilah Tempat Kencan Pertama Pasangan Laudya Cynthia Bella dan Engku Emran
3. Tahok
Tak jauh dari Nasi Liwet Bu Sri, ada Pak Citro yang menjual tahok.
Tahok adalah camilan khas Tiongkok yang mengenyangkan dan terbuat dari sari kacang kedelai dan disantap dengan air jahe gula.
Di banyak daerah, tahok diesbut pula kembang tahu.
Pak Citro berjualan tahok dari tahun 1968, buka dari pukul 06.00 WIB dan biasa habis pukul 12.00 WIB.
Satu mangkung tahok yang isinya dihargai Rp 6.000.
4. Dawet Telasih
Ada banyak kios dawet telasih di Pasar Gede, tetapi yang paling ramai adalah Dawet Telasih Bu Dermi.
Mbak Uti adalah nama cucu Bu Dermi yang kini meneruskan usaha keluarga tersebut.
Ia mengaku tak tahu pasti kapan neneknya berjualan, tetapi banyak orang yang mengatakan sejak Pasar Gede berdiri, sekitar tahun 1930.
Cobalah kesegaran es dawet telasih komplit yang terdiri dari ketan item, cendol, bubur sum sum, gula putih, dan tape ketan.
Dihargai Rp 9.000 per mangkuk.
Untuk menyantap es dawet ini perlu antre, tetapi kecepatan Mbak Uti meracik es dawet telasih tak perlu diragukan.
Bahkan Presiden RI, Joko Widodo juga gemar menyantap es dawet telasih ini.
Artikel ini juga tayang di kompas.com dengan judul 4 Legenda Kuliner di Pasar Gede Solo