Ini penuturan seorang fashionpreneur Aju Isni Karim yang berada di belakang label L.tru tentang plagiarisme dalam dunia fashion saat ditemui tim Grid.ID di butik ma.na miliknya di kawasan Bintaro, Jakarta Selatan pada Senin 18 September 2017 kemarin.
Isni sapaan akrabnya melontarkan jawaban inspiratif untuk menyikapi plagiarisme dalam dunia fashion yang sangat mungkin terjadi dalam ketatnya persaingan dunia bisnis.
"Bagi aku kita nggak boleh sebut itu plagiat, mungkin baiknya kita sebut dengan kata terinspirasi biar terkesan lebih sopan, ya," jelas wanita yang berusia 45 tahun ini.
Isni juga menjelaskan bahwa jika karyanya dicontek, berarti karyanya adalah hal bagus yang banyak membuat orang terisnpirasi dalam merancang busana.
( BACA : Buat Kamu yang Mau Bisnis Online, Ini Tips Melihat Tren Fashion Biar Dagangan Laris Manis! )
"Terinspirasi boleh, asalkan jangan terlalu sama persis ya. Pasti kan setiap perancang punya ciri khas masing-masing, seperti misalnya aku terinpirasi dengan desain seseorang tapi aku memambahkanya dengan ciri khas aku seperti pemilihan warna yang deep dan aksen-aksen lain yang lebih orisinil," jelas Isni.
Dengan mempertahankan orisinalitas terhadap karya busananya, Isni pun berhasil merintis tiga merek busana hijab seperti Ma.na, Ka.na dan L.tru yang telah ia rintis sejak 12 tahun yang lalu.
Bagaimana menurut kamu? (*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Penulis | : | Ridho Nugroho |
Editor | : | Ridho Nugroho |