Namun, ada juga tes kuantitaif yang dilakukan dengan mengukur kadar HCG dalam darah.
Jika seorang wanita memiliki risiko besar keguguran atau komplikasi kehamilan, biasanya dokter menyarankan pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah ada peningkatan HCG.
Jika kadar HCG-nya mencapai 1800 biasanya dokter bisa melihat janin di rahim, sedangkan nilai HCG yang mencapai 2500 biasanya sudah mulai terdengar denyut jantung.
5. Kondisi kesehatan pengaruhi hasil tes
Beberapa jenis obat, terutama yang dipakai dalam terapi kesuburan juga mengandung HCG dan kemungkinan meningkatkan level hormon ini dalam urine.
Dengan kata lain, jika dilakukan tes kehamilan bisa menunjukkan tanda positif walau sebenarnya tidak hamil.
Gangguan pada kelenjar pituitari atau tumor di ovarium juga bisa meningkatkan level HCG.
6. Percayai hasil tes
Sebagian besar orang mengulang tes saat mendapati hasil positif karena semula tak percaya apakah memang ada kehamilan.
Bahkan ada orang yang sampai membeli tiga alat tes dan semuanya positif, lalu mengulangi tes lagi di ruang dokter. Sebenarnya itu tidak perlu.
Jika Anda sudah melakukan dua kali tes dan hasilnya positif, selamat karena Anda sedang menunggu lahirnya si buah hati 9 bulan lagi. (*) (Lusia Kus Anna)
Dewi Sandra Tak Pakai Baju ketat Lagi! | Grid.ID https://t.co/TN8eQzqdHt
— Grid.ID (@grid_id) September 23, 2017
Artikel ini pernah tayang di kompas.com dengan judul "Tes Kehamilan Harus Dilakukan di Pagi Hari?"