Grid.ID - Pasca ditetapkan level IV awas, Gunung Agung terdeksi mengalami perubahan bentuk atau deformasi.
Demikian disampaikan Kabid Mitigasi Gunungapi Kementrian ESDM, I Gede Suantika usai melakukan pemantauan Gunung Agung menggunakan Elektronik Distance Meter (EDM), Selasa (27/9) di Pos Pengamatan Gunungapi Agung, Desa Rendang, Karangasem, Bali.
Dikatakannya, dari hasil pemantauan melalui EDM perubahan bentuk Gunung Agung mulai terdeteksi.
Namun perubahan bentuk masih dalam ukuran sangat kecil.
"Sudah terpantau ada deformasi tubuh Gunung Agung. Namun, perubahan tersebut masih dalam ukuran mikron meter," terang Suantika.
Terdeteksinya perubahan bentuk gunung yang terpantau melalui EDM, hanyalah salah satu instrumen untuk mengetahui akan terjadinya letusan.
Semakin tinggi deformasi, kemungkinan letusan semakin besar.
"Saat ini, data menunjukkan jarak reflektor ke EDM kian mendekat. Hal itu menunjukkan tubuh gunung terjadi pembesaran," ucapnya.
Lebih jauh Suantika menjelaskan, pengukuran deformasi Gunung Agung dilakukan dengan meletakkan satu unit EDM di Pos Pengamatan Gunung Agung dan sebuah cermin reflektor yang letaknya berkisar 1 km dari alat EDM.
Kemudian dilakukan menembakkan laser dari EDM ke reflektor.
Namun data akan lebih akurat jika reflektor ditempatkan lebih dekat dengan puncak gunung.
Karena terkendala lebatnya vegetasi, pemasangan reflektor di dekat puncak Gunung Agung sulit dilakukan.