Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai
Grid.ID - Akhirnya pelaku pembunuhan sadis di Purwodadi, Pasuruan, berhasil diringkus polisi.
Sehari sebelumnya, ditemukan mayat berinisial EPN, umur 16, di persawahan.
Sosok pembunuh remaja perempuan asal Lawang, Kabupaten Malang, adalah Muhamad Madinatup Huja.
Lelaki usia 17 tahun ini adalah warga Dusun Ngawen, Desa Parerejo, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Pasuruan.
Dikutip dari Surya Malang, polisi telah mengamankan tersangka pada hari rabu (27/9/2017) sore.
Pelaku ditangkap di rumahnya di sore hari itu.
Kapolres Pasuruan AKBP Raydian Kokrosono mengatakan bahwa penyelidikan telah dilakukan.
Hingga akhirnya, penyelidikan ini mengerucut ke tersangka.
"Tersangka kami amankan kurang dari 2X24 jam setelah jenazah korban ditemukan di areal persawahan."
Dalam hasil pemeriksaan sementara, motif pembunuhan ini akibat dendam pribadi.
Tersangka mendendam karena pernah disakit oleh korban.
Tersangka mengaku, "Korban ini pernah menjelek-jelekkannya di hadapan kekasihnya."
(Baca juga: Kakek ini Tak Pernah Diijinkan Masuk Rumah sang Anak, Setelah Pintunya Dibuka Ternyata Isinya.....)
"Alhasil, kekasihnya pun kecewa dengan pelaku."
Mantan Kapolres Lumajan ini kemudian menambahkan, sebuah tim sedang mendalami kasus ini.
Saat ini, tim masih menyelidiki dan memeriksa pelaku.
"Yang jelas, hari ini sudah kami amankan pelakuknya."
(Baca juga: Barusan Berhijab Tika T2 Udah Punya Gaya yang Keren loh, yuk Lihat!)
"Besok pagi, akan kami rilis pelakuknya."
Korban meregang nyawa usai pesta minuman keras (miras) di dekat TKP.
Pesta miras ini diperkirakan dihadiri 5 orang.
Korban dan pelaku saat itu bersama teman-teman lainnya.
(Baca juga: Perhatikan Lekuk Lengan Agnez Mo, Foto Ini Ungkap Hal Tak Biasa pada Diri Wanita)
Namun saat sedang asik pesta, mobil patroli polsek Purwodadi melintas.
Sejumlah peserta pesta miras kemudian lari ketakutan.
Mereka takut bila tercyiduk oleh polisi.
Pelaku dan korban saat momen ini lari bersamaan dan sembunyi di gubuk persawahan.
(Baca juga: Hugh Hefner Tutup Usia, Inilah Perempuan Pertama Indonesia yang Pernah Jadi Model Majalah Playboy)
Dalam pengaruh miras, korban diajak untuk melakukan aksi gitu-gituan.
Usai begituan, pelaku masih mengingat kemarahannya pada korban yang sempat mempermalukan dirinya.
Nekat, korban mulai dicekik pelaku menggunakan sebatang kayu, lalu memukul kepala korban.
Usai lakukan aksi bejat dan nekat tersebut, pelaku pergi dan membuang celana panjang milik korban di bawah pohon bambu.
(Baca juga: Ngaku Tak Kenal Baik Anniesa Hasibuan, Foto Bareng Ini Bikin Syahrini Dibilang Nggak Jujur!)
Pohon bambu ini terletak tak jauh dari TKP.
Di tubuh korban juga ditemukan cairan putih berwarna mirip sampo yang diduga kuat adalah milik tersangka.
Cairan ini menempel di kemaluan korban.
Saat ditelusuri lebih jauh, kembali dikutip dari Surya Malang, ibu korban ungkap fakta mencengangkan.
(Baca juga: Disebut Pernah Tiduri Ribuan Wanita, Ternyata Ini Penyebab Bos 'Playboy' Meninggal Dunia)
Indra Kusmantrini menceriakan keseharian putri sulungnya semasa hidup.
"Memang sering gak pulang."
"Bahkan pernah sampai 2 bulan tak pulang ke rumah dan tak izin."
Sang ibu yang jualan tahu bakso menyebut EPN anaknya pendiam.
(Baca juga: Pegawai Toko Terkejut! Pembeli Bawa Ratusan Koin Untuk Beli Barang Ini, Netizen Iri!)
Akan tetapi, saat berbicara dengan orang lain sikapnya cenderung ketus.
Ujar ibunya, sang anak juga ikut-ikutan temannya balapan liar.
EPN adalah lulusan SMP Maarif Lawang.
Akan tetapi dirinya kemudian tak mau lanjut ke tingkat yang lebih tinggi.
(Baca juga: Takut Sakit Jika Badannya Bersih, Pria Ini Tak Mandi Selama 60 Tahun! Sampai Begini Kondisinya)
Benih-benih pembangkang telah terlihat saat duduk di kelas 3 SMP.
Dirinya sering tak masuk sekolah.
"Pagi itu diantar sekolah sama ayahnya, tapi lalu tak masuk sekolah."
Dia, "Keluar lagi sama temannya."
(Baca juga: Bos Playboy Hugh Hefner Tutup Usia, Ternyata ini Makna Rahasia Logo Kelinci yang Terkenal itu)
Punya sikap seperti ini, tapi sang nenek sebut perempuan ini sempat ingin jadi polwan.
Badan perempuan kelahiran 10 Desember 2001 ini cukup tinggi.
Jadi, dia punya angan ingin jadi polwan.
Sayang, usai SMP dia tak melanjutkan sekolah.
(Baca juga: Tampil Begini, Aurel Hermansyah Panen Kritikan Pedas)
Dulu dirinya sempat bekerja di toko di Pasar Lawang.
Kisah ini tak berhenti sampai begini.
Ayahnya ternyata tak pernah bertemu sang anak sejak Agustus 2017.
Ariyanto bekerja di bidang proyek.
(Baca juga: Menyentuh! Wanita Ini Bercerita Kisah Nyata Anak Baik-baik Yang Jadi Pelaku Kriminal)
Ini membuatnya harus berada di Jakarta hingga minggu (24/9/2017) kemarin.
Ayahnya terakhir berkomunikasi saat ada hajatan keluarga di Blitar.
Itu terjadi pada 15 September kemarin.
Ayahnya mengatakan, "Ketika itu saya minta dia stay di rumah saja."
(Baca juga: Kain Bau Anyir, Darah Sudah Bercampur Air Selokan, Polisi Belum Bisa Pecahkan Teka-Teki Misterius)
"Bantu ibu dan jaga adik."
"Saat itu dia menangis."
Lalu sang ayah menyarankan agar cari kerja lagi di Pasar Lawang.
Kebetulan ada saudara yang lain di pasar tersebut.
(Baca juga: Jangan Lagi Tonton Film Begituan Lewat HP, Ada Bahaya Tersembuyi, Bisa Bikin Malu Saat Sudah Kerja)
"Nanti bisa saya mintakan kerjaan."
Namun kini kisah telah usai.
EPN tutup usia, meregang nyawa di tangan temannya sendiri.
Penting bagi kamu agar lebih mawas diri.(*)
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |