Grid.ID - Ketika membicarakan punk, yang kita bahas bukan lagi sekelompok orang yang bergaya serampangan dan berambut mohawk yang suka meneriakkan lagu-lagu distorsi berisi protes serta membuat pernak-pernik fesyennya sendiri.
Di musik, kita sekarang ini mengenal istilah pop punk, skate punk, hingga post-punk.
Dalam berpenampilan kita suka memakai baju-baju harga selangit dari di toko-toko streetwear dipadu dengan jins yang sudah dari sananya sobek, mewarnai rambut, dan memakai sepatu boot yang kita nggak pakai untuk kerja.
Pernah bertanya, nggak, sih, sebenernya punk itu apa?
Sejatinya, punk adalah subkultur yang lahir di London pada era 80-an.
Sebagai gerakan, punk "melawan" kemapanan. Nggak cuma lewat musik tapi juga fesyen.
Tapi, lebih dari itu, punk mewujud dalam pemikiran dan cara pandang hidup.
Nah, sebelum ngaku punk, sebaiknya kamu tahu nih 5 ideologi yang mendasari gerakan punk.
Menukil dari buku Punk! Fesyen-Subkultur-Identitas.
(Baca juga: Presiden Rusia Tak Bisa Berhenti Tertawa Saat Nama Indonesia Disebut, Rupanya karena Hal Ini)
1. Do it Yourself (DIY)
Yaitu gaya hidup yang mengusahakan segala sesuatu bisa dibuat atau dikerjakan sendiri.
Jadi, nggak langsung membeli produk yang udah jadi, apalagi kalau harganya selangit.
2. Anti Kemapanan
Yang dimaksud dengan kemapanan adalah segala yang mainstream atau dominan di masyarakat.
Punk selalu mempertanyakan segala yang dominan lalu menentangnya.
3. Counter Culture
Punk menawarkan alternatif dari budaya mainstream dengan cara mencuri simbol-simbol kemapanan lalu menciptakan gayanya sendiri.
Dalam musik, misalnya, punk suka kord gitar yang simpel bukan mewah sebagaimana rock biasanya.
Dalam berpakaian, punk meledek gaya berpakaian yang rapi dan teratur dengan bergaya yang terkesan serampangan dan rebel.
4. Kesetaraan
Di dalam komunitas punk, semua orang dipandang dianggap memiliki hak dan kewajiban yang sama, nggak dibedakan dari latar belakang, gender, atau status sosial.
5. Anarkis
John Martono dan Arsita Pinandita menuliskan bahwa punk lekat dengan anarkis, yaitu paham kehidupan tanpa negara, tanpa pemerintah.
Artikel ini sebelumnya sudah pernah tayang di Hai dengan judul Sebenernya Punk Itu Apa Sih? Ini 5 Ideologi Dasarnya Yang Mesti Lo Tahu.
(Baca juga: Premium, Perempuan Mati Kena Buldozer Israel, Palestina Dapat Dukungan Kuat dari Negara Mayoritas Katolik)
San Holo, Mawar Merah di Padang Gersang Bernama EDM
Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai
Grid.ID - Pasti kamu pernah dengar yang namanya Electronic Dance Music (EDM).
Pada tahun 2010, EDM diadopsi oleh industri musik dan pers di Amerika Serikat (AS) menjadi kata kunci untuk menggambarkan betapa populernya musik elektronik waktu itu.
Namun sejumlah komunitas musik elektronik tak terima dengan gagasan EDM yang jadi istilah bersama bagi semua genre musik elektronik.
Padahal masing-masing musik elektronik memiliki genre yang saling berbeda.
(Baca juga: Presiden Rusia Tak Bisa Berhenti Tertawa Saat Nama Indonesia Disebut, Rupanya karena Hal Ini)
Bahkan ada yang saling bertolak belakang secara drastis.
Entah hal itu terkait dengan tempo maupun sejumlah instrumen musik yang masing-masing punya keunikan tersendiri di tiap genre.
Namun, pendengar musik elektronik yang lebih muda justru memahami EDM sebagai sebuah genre musik tersendiri.
Ini dapat terjadi akibat ketidakmampuan mereka untuk menguraikan spektrum sub-genre dari sejumlah musik elektronik.
Kali ini, Tim Grid.ID telah mengumpulkan 5 lagu terbaik dari San Holo yang perlu generasi Kids Jaman Now! dengar.
(Baca juga: Tuhan Akan Diciptakan oleh Sejumlah Pakar Teknologi, Sang Juru Selamat atau Sedang Memanggil Iblis?)
1. Light
San Holo adalah seorang DJ asal belanda.
Selain sebagai seorang DJ, dia juga rutin memproduksi sejumlah lagu maupun remix.
Dia mulai mendapatkan pengakuan internasional saat me-remix The Next Episode milik Dr. Dre.
Remix olahannya kurang lebih telah ditayangkan 150 juta kali di YouTube.
Pria asal Belanda yang punya nama asli Sander van Dijck ini sudah merilis bebeberapa lagu di beberapa label rekaman.
Setidaknya Spinnin' Records, OWSLA, Barong Family, dan Mostercat sudah pernah menampung hasil karya San Holo.
Tak hanya itu, dia juga mendirikan bitbird, sebuah label rekaman independen.
2. I Still See Your Face
Yang unik dari San Holo, dia mengaburkan batas antar genre dalam musik elektronik.
Dia mengejar apa yang dinamakan kreatifitas yang sebebas-bebasnya.
Dikutip wartawan Grid.ID dari All Music, awalnya San Holo berada dalam sebuah band rock.
Dirinya memainkan gitar di band tersebut.
Akan tetapi, dia merasa lebih mudah untuk bekerja sendiri.
Kecintaannya pada produksi musik membuatnya melanjutkan studi di Universitas Codarts, Rotterdam, guna mendalami seni musik lebih jauh.
Setelah lulus, dia bekerja sebagai ghost producer.
Beberapa karyanya sukses besar.
Lalu dia memutuskan untuk menampilkan dirinya sendiri, muncul ke permukaan.
(Baca juga: iPhone X, Ponsel dengan Teknologi Paling Rentan?)
3. Line of the Broken
SoundCloud menjadi batu pijakan yang penting baginya.
Ini membuat sejumlah label rekaman akhirnya tertarik dengan San Holo.
Namun dia merasa sejumlah label rekaman tersebut tak dapat memberikannya kebebas kreatif yang didambakannya.
Maka, dibuatlah bitbird untuk mengeksplorasi apa yang bisa dicapai oleh San Holo.
San Holo telah bermain gitar selama kurang lebih 11 tahun.
Lalu dia mencoba untuk mengejar karir sebagai seorang pembuat musik elektronik.
Dikutip wartawan Grid.ID dari We Rave You, San Holo bilang begini.
"Aku mulai dengan belajar Ableton dan Logic."
"Sejak saat itu aku mulai berkarya."
"Aku telah membuat musikku sendiri."
Awalnya, ini adalah sesuatu yang sangat eksperimental."
Kemudian, "Beberapa tahun yang lalu aku benar-benar mulai tertarik dengan Bass Music."
"Sejak saat itulah San Holo lahir."
(Baca juga: Sistem Pada Otak Robot Makin Otonom, Benarkah Manusia Akan Jadi Rongsokan di Masa Depan?)
4. imissu
San Holo memecah sekat-sekat sub-genre yang ada dalam musik elektronik.
Hasil dari kreatifitas tersebut, tentu adalah gaya tersendiri yang benar-benar unik.
"Aku bisa mengambil seluruh genre apa pun yang kuinginkan, selama itu sesuai dengan diriku."
"Aku dapat membuat musik dengan tempo yang kuinginkan."
Baginya yang terpenting adalah apa yang bisa dieksplorasi.
(Baca juga: Premium, Perempuan Mati Kena Buldozer Israel, Palestina Dapat Dukungan Kuat dari Negara Mayoritas Katolik)
5. Can't Forget You
San Holo lebih sering berada di genre Bass Music dengan bumbu melodik yang begitu menyentuh.
"Aku tak mencoba membuat musik untuk sekedar joged-joged."
"Yang kubuat adalah musik yang emosional."
"Ini mengenai cara menyentuh orang-orang."
San Holo berkeras hati untuk keluar dari batas-batas imaginer yang telah mapan.
"Aku mencoba menemukan hal baru."
Ada semangat kebaharuan yang ingin ditawarkan San Holo.
"Saat kau menikmati musiknya, ini bukan tentang genre atau apa."
"Ini tentang sebuah faktor X!"(*)
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |