Angin kencang kemudian membentuk pusaran dan menyapu ratusan rumah.
"Berdasarkan pantauan citra satelit terdapat pembentukan awan Cumulonimbus di sekitar wilayah Bandung timur dan sebagainya," kata Toni Agus Wijaya, melalui pesan singkat, Sabtu (12/1/2018), seperti dikutip Tribun Jabar dari Kompas.
Adanya pertemuan massa udara di sekitar Jabar dan belokan angin di Jawa Barat bagian tengah juga menyebabkan angin puting beliung.
Baca Juga : BNPB Ramalkan Banjir, Tanah Longsor dan Puting Beliung Masih Akan Terjadi di Indonesia Tahun 2019
"Karena terdapat anomali suhu permukaan laut di perairan Jawa Barat yang cenderung hangat sehingga berpeluang terjadi pembentukan awan konvektif potensial hujan," ungkapnya.
Menurut Toni, hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang kadang disertai angin kencang dan petir memang terjadi di wilayah Bandung Timur dan sekitarnya sore kemarin.
Observasi yang tercatat di pos hujan Cileunyi, kurang dari 1 jam tercatat 16 mm, atau masuk dalam kategori hujan dengan intensitas lebat.
Baca Juga : Bogor Disapu Angin Puting Beliung, Seorang Ibu Meregang Nyawa Tertimpa Pohon Saat Jemput Anak Ke Sekolah
Pelaporan data pengamatan permukaan di Stasiun Geofisika Bandung, tercatat suhu maksimum pada Jumat kemarin pada pukul 14.00 WIB adalah 29,3 derajat celcius, dengan kelembaban udara sekitar 59 persen saat awal pembentukan awan cumulonimbus pada siang menjelang sore.
Sementara, pada pukul 15.00 WIB, suhu tercatat 27,0 derajat celcius dengan kelembaban udara sekitar 67 persen.
"Dari pantauan citra radar terdeteksi adanya pembentukan awan konvektif dengan kategori hujan sedang-lebat dan ketinggian puncak awan bisa mencapai 14 km pda 15.12 WIB," ungkapnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribun News dengan judul, "Inilah Penyebab Puting Beliung di Rancaekek dan Jumlah Korban"
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | None |
Editor | : | Bunga Mardiriana |