Laporan Wartawan Grid.ID, Adrie P. Saputra
Grid.ID - Griya pijat di lantai 7 Hotel Alexis, Jalan RE Martadinata, Ancol, Jakarta Utara, secara resmi ditutup dan tak beroperasi lagi sejak Selasa (31/10/2017).
Praktis kegiatan lain yang ada di hotel itu tak berjalan seperti biasa.
Tidak semua orang rupanya tahu kondisi itu. Rabu siang, Toyata Alphard berpelat kuning, yang merupakan sebuah taksi, masuk dan parkir di depan lobi hotel.
Seorang pria bule keluar dari dalam mobil sambil menenteng tas hitam. Ia berjalan menuju lobi.
Ketika ingin masuk ke dalam hotel, pria tersebut diberi tahu seorang petugas jaga bahwa Hotel Alexis sudah tak lagi beroperasi dan tidak ada lagi kegiatan di dalamnya. Saat mendengar hal itu, pria tersebut kaget.
(BACA : Astaga, Ayah Menggauli Anak Kandungnya yang Masih Ngompol! Alasannya Ingin Cek Keperawanan Anaknya!)
"Benarkah? Sejak kapan?" tanyanya.
Pria yang enggan menyebutkan namanya itu beberapa saat kemudian meninggalkan Hotel Alexis.
"Hanya keperluan bisnis. Sampai jumpa, ya," katanya seraya berlalu.
Hotel Alexis merupakan Hotel yang terletak di daerah Ancol, Pademangan, Kota Jkt Utara, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Hotel Alexis konon menyimpan tempat yang banyak dikaitkan dengan surga, terutama rumor itu tersebar dikalangan para pria.
Namun rupannya hanya lantai 7 hotel Alexis yang dikatakan ada tempat seperti surga itu.
Lantas mengapa tempat itu dikatakan seperti surga?
Rupannya kata-kata pertama mengenai lantai 7 hotel Alexis yang seperti surga itu dikatakan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta.
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pernah menyebut lantai 7 hotel Alexis sebagai surga dunia.
"Di hotel-hotel ada enggak prostitusi? Ada. Prostitusi artis di mana? Di hotel. Di Alexis itu, lantai 7 surga dunia lho. Di Alexis, surga bukan di telapak kaki ibu, tetapi di lantai 7," kata Basuki, Selasa (16/2/2016) seperti dikutip Kompas.com.
Hal tersebut diakui salah satu pelanggan Alexis yang enggan disebut namanya.
Menurutnya, para terapis di Alexis berasal dari mancanegara.
"Memang benar, terapis (pemijat) nya dari berbagai negara di dunia, ada Vietnam, Thailand, Uzbekistan, Rusia, hingga China," ujarnya, Senin (30/10/2017).
Menurutnya, biaya pijat dengan terapis impor tersebut juga berbeda dengan terapis lokal Indonesia.
"Kalau lokal Rp 1,4 juta, kalau yang impor, Rp 2,4 juta, jadi selisih Rp 1 juta," ujarnya lagi. (*)
Beda Dulu dan Sekarang, Denada Tetap Punya Alasan Khusus Tutupi Wajah Anaknya dengan Stiker
Source | : | www.kompas.com,www.youtube.com |
Penulis | : | Adrie P. Saputra |
Editor | : | Adrie P. Saputra |