Laporan Wartawan Grid.ID, Ahmad Rifai
Grid.ID - Sejumlah arkeolog temukan hamparan misterius di dalam Piramida Agung Giza.
Sensor pendeteksi, Muon, telah mengungkap rongga tersembunyi yang berada di dalam piramida.
Piramida Agung Giza masuk dalam 7 keajaiban dunia kuno.
Hamparan misterius tersebut tersembunyi jauh di dalam piramida.
(Baca juga: Dibuang di Bawah Jembatan dan Kedinginan, Bayi Terlantar Ini Sekarang Jadi Anak Pejabat)
Ada rongga besar yang setidaknya membentang 30 meter di galeri utama.
Sebuah koridor menanjak yang mengesankan menghubungkan kamar ratu dan sang raja.
Posisinya tepat di jantung monumen bersejarah tersebut.
Ini adalah penjelasan tentang struktur utama yang pertama sejak ditemukan pada abad ke-19.
(Baca juga: Setelah Sembuh Aldi Taher di Gugat Cerai Istri, Ternyata Ini Masalahnya...)
Namun, temuan baru-baru ini membuat segala hal menjadi belum begitu jelas.
Apakah hamparan misterius yang baru-baru ini ditemukan adalah sebuah ruang atau sebuah koridor?
Kemudian, apakah itu memainkan peran struktural dalam konstruksi piramida yang mungkin bisa mengurangi bobotnya?
Dikutip wartawan Grid.ID dari The Guardian, hamparan misterius ini kurang lebih memiliki panjang hampir 50 meter, tinggi 8 meter, dan lebar 1 meter.
Sejumlah peneliti menemukan hamparan ini menggunakan sensor yang dapat mendeteksi partikel tak dikenal.
Alat yang dipakai bernama Muon.
Muon beroperasi layaknya x-ray ketika bertemu dengan sebuah obyek.
Dengan peralatan yang sesuai, para peneliti dapat menggunakannya untuk mengungkap struktur internal piramida.
Piramida yang jadi obyek penelitian ini juga dikenal sebagai Piramida Khufu atau Piramida Cheops.
Piramida ini dibangun pada dinasti ke-4 oleh Firaun Khufu, diperkirakan memerintah dari tahun 2509 sampai 2483 SM.
Tinggi piramida ini 140 meter di Dataran Tinggi Giza.
Berdasarkan eksplorasi sebelumnya, ada 3 ruangan yang telah diketahui.
(Baca juga: Terkuak! Tarif 'Pijatan' di Lantai 7 Hotel Alexis Sebelum Ditutup, Ternyata Segini Tarifnya!)
Ruangan tersebut berada di dasar piramida, ruang ratu di tengah, serta bilik raja di atas.
Sarkofagus granit berada di kamar raja dan sejumlah ratu dimakamkan di tempat lain.
Beragam benda-benda penting telah dijarah dari tempat ini sejak lama.
Bahkan, mumi Raja Khufu telah hilang.
(Baca juga: Simpel Banget, Souvenir Pernikahan Song Song Couple Cuma Dibungkus Kantong Hitam, saat Dibuka Isinya....)
Sejumlah ahli Mesir memiliki beberapa teori tentang bagaimana piramida dibangun.
Akan tetapi, tak ada catatan komprehensif yang dapat diandalkan tentang konstruksinya.
Herodotus menuliskan tentang batu-batu yang ditarik, dengan beberapa dikirim lewat sungai nil di atas sebuah kapal.
Setidaknya, proyek konstruksi raksasa ini telah menelan korban kurang lebih 100 ribu orang.
Untuk mengetahui adanya sebuah rongga, sejumlah ilmuan dari Universitas Nagoya dan laboratorium fisika, KIK, di Jepang, memasang Muon untuk mendeteksi pelat fotografi dan memasang Muon elektronik di sekitar kamar ratu.
Pada saat yang sama, periset dari CEA, organisasi riset energi asal Prancis, mencoba Muon dengan memasangnya di bagian luar piramida.
Ketiga teknik yang dipakai dapat membedakan dari mana arah muon saat tiba.
Setelah dibandingkan hasilnya, ditemukan hal mengejutkan.
(Baca juga: Ternyata Vanessa Angel Pernah Diajak Nikah Siri oleh Didi Mahardika, Sebelum Akhirnya Resmi Berpisah!)
Muon berhenti pada titik yang sama.
Ditunjukkan bahwa terdapat sebuh rongga besar di piramida.
Sementara sebagian besar monumen yang terbuat dari batu menyerap Muon, ternyata bilik dan rongga justru tersebut membiarkan partikel itu melewatinya begitu saja.
Analisis yang dipaparkan Muon memungkinkan para peneliti untuk melihat jauh ke dalam monumen kuno tersebut tanpa perlu mengebor meninggalkan lsebuah ubang.
Kerusakan pada struktur dapat lebih diminimalisir.
(Baca juga: Dapatkan Hati Pria Bule Tampan, Ini Dia Penampilan Penyanyi Dangdut Cita Citata Kala Ngedate, Duh Kayak ABG Kasmaran!)
Sayangnya, teknik ini baru dapat menghasilkan gambar beresolusi rendah.
Ini membuat para peneliti tak mungkin untuk mengetahui apakah hamparan yang baru ditemukan tersebut berbentuk secara horizontal atau sejajar dengan galeri utama.
Tak dapat dipastikan apakah itu adalah rongga lebih kecil yang saling berdekatan.
"Apa yang kita yakin tentang hal ini, intinya ada kekosongan di sana," ungkap Mehdi Tayoubi, Presiden sekaligus co-founder HIP Institute.
(Baca juga: Astaga, Ayah Menggauli Anak Kandungnya yang Masih Ngompol! Alasannya Ingin Cek Keperawanan Anaknya!)
HIP Institute adalah sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk studi, pelestarian, dan transmisi warisan budaya melalui penerapan teknologi inofatif.
"Ini sangat mengesankan, dan belum ada teori mana pun yang menjelaskannya."
Guna menjelaskan lebih jauh tentang tujuan adanya rongga ini, Mehdi meminta sejumlah spesialis arsitektur Mesir kuno untuk mengajukan gagasan tentang segala kemungkinan.
Adanya rongga ini mungkin telah mengurangi berat atap galeri utama.
Namun juga ada dugaan ini adalah sebuah koridor yang tak diketahui hingga sekarang.
Kembali dikutip dari The Guardian, saat ini tak ada rencana untuk melakukan pengeboran guna mengeksplorasi rongga tersebut.
Akan tetapi, ada kemungkinan bahwa akan dikembangkan robot terbang kecil yang suatu saat bisa saja akan dikirim.
Ini akan dilakukan bila pihak berwenang Mesir menyetujui.
(Baca juga: Dianggap Kampungan, Ternyata Begini Penampilan Makeup Ayu Ting Ting)
"Ini adalah penghormatan kepada manusia."
Temuan ini memicu untuk, "Mengajukan pertanyaan tentang seperti apa masa depan umat manusia saat ini."
"Jika peradaban masa lalu dapat melakukan ini dengan cara mereka, lebih dari 4.000 atau 5.000 tahun yang lalu, dan meninggalkan warisan ini di hari ini."
"Maka, apa yang akan ditinggalkan oleh masyarakat saat ini untuk generasi mendatang?"
(Baca juga: Sang Ayah Berpulang di Hari Bahagianya, Pernikahan Presenter Ini Penuh Isak Tangis)
Peter Der Manuelian, profesor Egyptology dan direktur Harvard Semitic Museum, bilang seperti ini.
Penemuan mencengangkan ini berpotensi memberi kontribusi besar bagi pengetahuan tentang Piramida Agung Giza.
"Aku yakin ada ketidaksempurnaan dan kemungkinan adanya hamparan atau rongga di beberapa lokasi di piramida ini."
"Yang membuat satu ini begitu menarik adalah ukurannya."
"Nampaknya, kurang lebih menandingin skala galeri utama."
"Sejumlah Muon mungkin tak bisa memberi tahu kita tentang ruang, bentuk, ukuran, atau benda-benda yang kemungkinan ada."
"Jadi, terlalu dini untuk berspekulasi."
"Aku mengerti kebanyakan orang ingin tahu tentang kamar tersembunyi, barang-barang kotor, dan mumi Raja Khufu yang hilang."
(Baca juga: Dikabarkan Akan Menikah, Inilah Penampilan Kahiyang Ayu dengan Sang Adik, Kaesang Pangarep, So Sweet Banget!)
"Tak ada dari semua itu yang kini jadi poin utama."
"Tapi, muncul kenyataan bahwa hamparan tersebut menjamin sebuah eksplorasi non-invasif lebih lanjut."
Sebenarnya, di tahun 2011, Rob Richardson, seorang peneliti di Universitas Leeds, pernah mengirim robot.
Robot tersebut mirip ular kecil.
(Baca juga: Sprei Hotel Berdarah dan Kondom Berserakan, Perempuan Ini Kena Getah Setelah Membuat Ulasan Jelek untuk Sebuah Hotel)
Benda ini dikirimkan ke salah satu terowongan Piramida Agung Giza.
Robot ular tersebut berhasil memotret hieroglif yang belum pernah terlihat selama 4.500 tahun.
"Kupikir orang beranggapan bahwa semua misteri dari apa yang ada di dunia kita telah diketahui," ungkapnya.
Namun ternyata, "Masih ada tempat seperti piramida yang tak kita tahu."
(Baca juga: Kim Joo Hyuk Meninggal, Pacar dan Mantan Kompak Iringi Kepergiannya dengan Tangisan)
"Piramida telah ada selama ribuan tahun."
"Kita masih belum tahu persis mengapa benda tersebut berada di sana, apa kegunaannya, atau bagaimana bangunan tersebut dapat dibangun."(*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Penulis | : | Ahmad Rifai |
Editor | : | Ahmad Rifai |