Laporan Reporter Grid.ID, Irene Cynthia Hadi
Grid.ID - Kebijakan registrasi kartu prabayar memang sempat membuat heboh masyarakat.
Pasalnya, info yang diterima masyarakat simpang siur.
Bahkan ada yang menyebarkan hoaks bahwa pendaftaran terakhir adalah pada tanggal 31 Oktober 2017 kemarin.
Ada juga yang menyebarkan info via Whats App bahwa ada kepentingan di balik pengumpulan nomor KK dan NIK tersebut.
Di satu sisi, setiap orang dibatasi hanya memiliki 3 SIM prabayar saja.
Akibatnya, kebijakan ini membuat seorang pemilik konter geram.
Dilansir dari kompas.com, Aziz Muslim (42), pemilik konter LA Cell di Desa Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jateng ini geram dan mengamuk.
Ia geram lantaran kebijakan ini merugikan para pemilik konter.
Jika tak ada kebijakan ini, ia bisa menjual 100 kartu prabayar dalam 1 hari dan meraup untung sampai jutaan rupiah dalam sehari.
Aziz kemudian mengambil tindakan ekstrem.
Ia membakar kurang lebih 3.000 kartu prabayar.
(BACA JUGA Registrasi Ulang Gagal? Ini 5 Penyebab dan Solusinya! Catat Link Registrasi Online Berikut yuk!)
"Kebijakan ini jelas sangat merugikan kami pemilik konter. Semula yang tak terbatas menjadi terbatasi. Bayangkan saja tanpa kebijakan itu dalam sehari saya bisa menjual 100 kartu dengan
untung jutaan rupiah. Lebih baik saya bakar saja," ujar Aziz, seperti dikutip Grid.ID dari kompas.com.
Dilansir dari Tribun Jogja, Aziz mengatakan bahwa kerugian lain adalah masyarakat yang memiliki usaha harus mendaftarkan nomor keempat di gerai milik operator.
Tak hanya protes tentang itu, tenyata banyak penjual kartu SIM di Jateng akan demo di DPRD Provinsi Jateng.
"Intinya, kami tak setuju kebijakan itu. Terus, bagaimana nasib nomor cantik yang dijual seharga jutaan? Tentunya diblokir juga jika lewat batas," kata pemilik konter di Grobogan bernama Iwan
Budi, seperti dilansir Grid.ID dari Tribun Jogja.
(*)
Source | : | Kompas.com,Tribun Jogja |
Penulis | : | Irene Cynthia Hadi |
Editor | : | Irene Cynthia Hadi |