Laporan wartawan Grid.ID, Veronica Sri Wahyu Wardiningsih
Grid.ID -Penyakit AIDS yang diakibatkan virus HIV adalah gangguan kesehatan yang menjadi momok bagi siapa pun.
Melansir dari Tribunnews (18/1/2019), Dinas Kesehatan Jembrana mencatat selama tahun 2018 lalu, 104 warganya terjangkit HIV.
Penderita HIV ini kian meningkat sejak 13 tahun lalu.
Baca Juga : Terinfeksi HIV/AIDS Bisa Mengancam Kesuburan, Masa sih? Berikut Penjelasannya!
Dinas Kesehatan mewanti-wanti warga Jembrana untuk menghindari seks berisiko dan pengunaan obat-obatan terlarang.
Tercatat, dalam kurun 13 tahun atau sejak 2005 hingga tahun 2018 lalu, jumlah penderita HIV dan AIDS atau biasa disebut ODHA (orang dengan HIV dan AIDS) di Jembrana sudah mencapai 972 orang.
Data tersebut merupakan penderita yang terpantau. Sedangkan pada tren tiga tahun terakhir terus meningkat.
Baca Juga : Raisa Tampil dengan Gaya Rambut Boxer Braids yang Lagi Hits di Kalangan Selebriti Hollywood, Seperti Apa ya?
Misalnya saja, sejak 2016 tercatat penambahan temuan positif baru sebanyak 106 orang.
Kemudian tahun 2017, 107 orang dan tahun 2018 jumlah itu bertambah lagi sebanyak 104 orang.
"HIV/AIDS tidak memandang orientasi seksual, apakah heteroseks, transgender atau homoseksual. Juga tidak memandang profesi atau pekerjaan seseorang, jabatan, kedudukan sosial, dan lain sebagainya. Ini soal perilaku seks, sehat dan tidak," ujar Kadisdes Jembrana dr Putu Suasta, Kamis (17/1/2019).
Baca Juga : HIV/AIDS Merajalela, Presiden Filipina: Jangan Pakai Kondom, Tidak Enak!
Suasta menuturkan, bahaya HIV atau AIDS itu tidak akan meimpa seseorang ketika tidak bergonta-ganti pasangan, tanpa penggunaan alat kontrasepsi, narkotika atau obat-obatan terlarang.
Dampak dari HIV/AIDS itu juga bisa menular melalui transfusi darah, air susu ibu dan bayi yang tertular saat melahirkan.
"Oleh karen itu walaupun orang itu cacat, miskin, hidup dalam kesusaha, yang menurut kita masih mustahil kena HIV, tapi faktanya perilaku seksnya tidak sehat, tetap bisa kena," jelasnya.
Baca Juga : HIV/AIDS Memicu Kemandulan, Bener Nggak sih?
Suasta mengungkapkan langkah-langkah preventif telah dilakukan seperti menggencarkan komunikasi infromasi dan edukasi.
Selain itu, diperlukan juga untuk memperkuat kader desa peduli AIDS serta memperluas jejaring klinik di semua puskesmas dan rumah sakit termasuk Rutan Negara.
Kemudian adanya dukungan pengobatan serta sarana prasarana melalui kebijakan test screening pada ibu hamil untuk mencegah penularan ke bayi dan deteksi lebih awal.
Baca Juga : Benarkah HIV/AIDS Sebabkan Kemandulan? Simak Penjelasannya Berikut Ini
"Hasilnya cukup terasa disertai meningkatnya kesadaran warga untuk memeriksakan diri. Selain itu Pemkab juga menginisiasi kelompok-kelompok berisiko untuk aktif memeriksakan diri. Seperti waria, pekerja lokalisasi," ujarnya.
Suasta mengatakan, tahun 2018 jumlah warga yang memeriksakan diri sebanyak 4.838.
Sedangkan hingga Januari 2019 kesadaran itu meningkat menjadi 5.551 orang.
Melansir dari kompas.com, berbicara mengenai HIV dan AIDS bukan melulu mengenai risiko kesehatan saja yang harus dihadapi.
Baca Juga : Inilah 9 Perempuan Cantik yang Menjadi Bridemaids Pernikahan Engku Emran dan Laudya Cynthia Bella
Namun juga stigma negatif masyarakat yang diarahkan kepada ODHA sangat keliru.
ODHA kerap diasosiasikan sebagai seseorang yang mempunyai lingkup pergaulan seksual bebas dan tidak sehat, misalnya tunasusila dna mereka yang menggunakan jasanya.
Padahal ODHA tidak selalu seseorang yang memiliki citra negatif, karena anak-anak yang masih polos pun bisa menjadi korban virus ini.
Masih melansir dari kompas.com, jenis stigma yang diberikan banyak.
Baca Juga : HIV/AIDS Bisa Sebabkan Kemandulan? Mitos atau Fakta? Berikut Penjelasannya
Ada yang dicaci maki, dihina, disindir, bahkan diusir dari keluarga karena dianggap memalukan.
Padahal, saat seseorang divonis HIV, dukungan orang terdekat sangat diperlukan.
Namun, jika keluarga tidak hadir di saat-saat sulit tersebut, biasanya sesama ODHA akan saling menguatkan. (*)
Source | : | Kompas.com,Tribunnews.com |
Penulis | : | Veronica S |
Editor | : | Veronica S |