Grid.ID-Saat ini di Jakarta sedang berlangsung pembangunan proyek MRT, yang diperkirakan akan selesai tahun depan.
Namun di tengah proses pembangunan yang selama ini dikenal cepat dan rapi, ternoda oleh kecelakaan konstruksi.
Dinding beton jalur MRT jatuh menimpa dua unit kendaraan sepeda motor dan mobil di Jalan Wijaya II Panglima Polim Kebayoran Baru Jakarta Selatan pada Jumat (3/11) sekitar pukul 22.24 WIB.
Kejadian itu sedang diinvestigasi penyebabnya.
(Baca : Waspada, Kebiasaan Makan Ini Rawan Terhadap Penyakit Berbahaya, Seperti Apa Kira-kira? )
Lupakan dulu sedikit masalah itu, karena pekerjaan proyek MRT lainnya terlihat sudah sangat positif perkembangannya.
Mungkin masyarakat akan terheran-heran dengan cepat dan rapinya proses pembangunan MRT pertama di Indonesia itu.
Apalagi kalau tahu bahwa Direktur Konstruksinya seorang wanita muda dan cantik, bernama Silvia Halim.
Siapakah dia?
Ya, di balik pembangunan proyek MRT Jakarta yang memberikan harapan bagi warga untuk transportasi umum yang modern dan manusiawi, ada sosok wanita gesit ini.
(Baca : Saling Bantah Bukti Prostitusi di Hotel Alexis, Begini Pengakuan Salah Satu Pelanggan Tetapnya )
Menjabat sebagai Direktur Konstruksi sejak tahun lalu, menurut Silvia, per Agustus 2017, pembangunan fisik MRT Jakarta fase 1 (dari Lebak Bulus – Bundaran HI) sudah mencapai 78 persen.
Pekerjaannya meliputi pembangunan bawah tanah (underground) dan layang (elevated).
Dilansir dari situs resmi Jakarta MRT, Silvia Hali adalah insiyur sipil lulusan Nanyang Technological University.
Silvia adalah satu-satunya wanita dalam jajaran direksi PT MRT Jakarta.
(Baca : Masih Ingat Kecelakaan Maut Di Puncak? Warga Setempat Beberkan Kejadian Mistis di Baliknya )
Ia mengomandani pembangunan fisik yang dilakukan oleh 8 kontraktor, sebagian besar adalah konsorsium kontraktor lokal dan Jepang.
Namun, bekerja di dunia engineering yang masih didominasi pria, tidak membuatnya membatasi diri, hanya karena ia wanita.
Silvia pernah mengalami diskriminasi kerja saat baru lulus kuliah dan bekerja sebagai engineer di Land Transport Authority (LTA), Singapura, tahun 2004.
Waktu itu jumlah wanita yang mengerjakan proyek-proyek konstruksi masih jarang.
Apalagi Silvia adalah anak muda yang baru lulus ditaruh di depan berhadapan dengan para kontraktor.
Silvia tak mau melayani penilaian mereka yang terasa merendahkan kemampuannya.
Ia hanya mau fokus ke tugasnya sebagai engineer.
Dia punya prinsi untuk membiarkan hasil kerjanya sebagai bukti.
Setelah Silvia bisa melewati hal itu, selanjutnya semuanya berjalan lancar.
Silvia maklum dengan anggapan bahwa lingkungan kerja dengan mayoritas pekerjanya laki-laki itu sangat penuh tekanan untuk perempuan.
Namun Silvia tak menganggapnya karena sejak kuliah juga audah terbiasa, bahwa jurusan teknik sipil itu memang kebanyakan laki-laki.
Untungnya, di PT MRT Jakarta sendiri, baik dari jajaran direksi atau di antara tim Silvia sendiri, ia tak merasa menjadi minoritas.
Apalagi, sekarang engineer perempuan juga sudah mulai masuk PT MRT, sehingga cukup mengimbangi pekerja laki-laki.
Selamat bekerja Silvia Halim!
Warga Jakarta menunggu sentuhan cantikmu untuk mengurangi kemacetan parah yang dideritanya sehari-hari. (*)
Tak Kalah Ganteng dari Kiesha Alvaro, Putra Pasha Ungu dan Adelia Wilhelmina Ternyata Cerdas dan Berprestasi