Grid.ID - Berkedara dalam kondisi hujan, sangat rawan kecelakaan.
Contohnya pagi taditerjadi, kecelakaan maut di Tol Cipularang saat hujan mengguyur.
Diduga karena jalanan yang licin akibat guyuran hujan, bus dari arah Bandung menuju Jakarta tergelincir.
Baca Juga : Suzuki Tingkatkan Layanan Konsumen di Pemalang, Setelah Renovasi
Kecelakaan yang dipicu jalanan licin saat diguyur atau setelah hujan, sebenarnya bisa dihindari.
Jadi apa saja yang harus dilakukan agar terhindar dari kecelakaan maut saat berkendara dalam kondisi hujan?.
1.Kurangi kecepatan kendaraan
Berkendara saat hujan, sudah pasti jarak pandang terganggu.
Pengemudi bisa telat melakukan antisipasi kalau terjadi sesuatu.
Makanya, paling aman adalah mengurangi kecepatan saat berkendara di kondisi hujan.
Baca Juga : Flash Sale! Mobil Toyota New Avanza Cuma Rp 50 Juta, Begini Cara Belinya
Dalam kondisi hujan juga, jalanan jadi licin dan akan berpengaruh pada pengereman.
Dari laman Ayoselamat.org, bila dalam kondisi normal biasa memacu kendaraan sampai 80kpj, maka saat hujan dikurangi sampai 40kpj.
Nah saat sudah nggak hujan namun kondisi jalanan masih basah, kecepatan kendaraannya cukup 60kpj.
2. Perhatikan jarak aman kendaraan
Kementrian Perhubungan punya tabel khusus, terkait jarak aman saat berkendara.
Dalam tabel tersebut dituliskan dalam kecepatan tertentu, jarak aman dari kendaraan didepan sejauh beberapa meter.
Nah bila dalam kondisi hujan dan kecepatan yang dianjurkan 40kpj, maka jarak minimalnya adalah 20m dan amannya 40m.
Semakin tinggi kecepatan, semakin jauh jarak minimal dan aman yang dianjurkan.
Baca Juga : Adu Mewah Mobil Sule dan Atta Halilintar, Ada yang Berlapis Emas Hingga Capai Lebih dari Rp 5 Miliar
Misalnya saat berkendara dalam kondisi jalanan licin karena hujan dan kecepatan mobil 60kpj.
Maka jarak minimal dengan kendaraan didepan harus 40m dan amannya 60m.
Oh ya, bobot kendraan juga perlu diperhatikan.
Semakin berat atau besar kendaraan, maka butuh jaga jarak yang lebih panjang.
Hal tersebut ada kaitannya dengan urusan pengereman.
3. Tetap di jalur yang aman
Jalur aman yang dimaksud adalah jalanan yang nggak tergenang air.
Menerobos genangan air dengan kecepatn tinggi, sangat berbahaya.
Itu karena pada saat yang bersamaan, ban nggak menapak dipermukaan jalan.
Gejala seperti ini biasanya disebut Aquaplaning.
Baca Juga : Mobil Baru Wuling Almaz, SUV 5 Seater Bermesin 1.500cc Turbo
Akibat dari Aquaplaning tersebut, traksi atau cengkraman permukaan ban ke aspal berkurang atau bahkan bisa hilang sama sekali.
Pengendalian kendaraan melalui setir tidak akan bisa dilakukan, mobil hanya akan berjalan ke depan tanpa arah yang jelas. Kalau sudah begini, petaka fatal mengancam!
4. Hindari lepas gas sambil ngerem
Ketika ingin mengurangi kecepatan, sebaiknya cukup dengan melepaskan kaki dari pedal gas dan mobil akan mengelami deselerasi.
Disarankan untuk menghindari penggunaan rem.
Dikhawatirkan ngerem dalam kondisi yang tidak tepat, maka gejala slip bisa timbul akibat rem mengunci.
Terlebih lagi jika ketinggian air sampai merendam seluruh perangkat rem, jangan langsung percaya pada performa rem karena cenderung masih basah.
5. Selalu waspada kondisi sekitar
Cara paling mudah untuk selalu wawspada adalah dengan melihat lampu rem kendaraan didepan.
Kalau menyala tiba-tiba, siap-siap untuk mengurangi kecepatan.
Selain itu, jangan lupa untuk memaksimalkan fungsi spion.
Baik yang di kiri-kanan kendaraan, maupun yang ada di dalam.(*)
Kimberly Ryder Klarifikasi soal Lemari Plastik yang Jadi Omongan Netizen, Ada Sejarah Miris di Baliknya
Penulis | : | Octa Saputra |
Editor | : | Octa Saputra |