Grid.ID - Selain beraktifitas seharian, setiap manusia pasti butuh istirahat.
Tidur menjadi kebutuhan penting untuk menyeimbangkan metabolisme di tubuh setelah seharian beraktifitas.
Saat tertidur lelap, apa yang terjadi dengan otak kita?
(BACA: Teteskan Air Mata di Hari Pernikahan, Ternyata ini yang Dirasakan Zaky Zimah)
Apakah juga ikut tidur?
Dilansir Grid.ID dari Kompas.com, John Peever menjelaskan bahwa tidur sangat berguna untuk memulihkan kesegaran tubuh dan pikiran.
Direktur Laboratorium Biologi Sistem Saraf di Universitas Toronto tersebut juga berpendapat, tidur mampu membersihkan memori-memori buruk di otak, dan memaksimalkan daya ingat saat belajar.
(BACA: Memalukan, Museum di Yogyakarta Jadi Sorotan Media Russia, Ternyata Ini Sebabnya)
Bahkan, Peever menyebut, tidur baik untuk meningkatkan nafsu makan, suasana hati, serta libido.
Berdasar penelitian, di dalam otak kita terdapat dua variasi gelombang tidur yaitu, gelombang pelan atau sering disebut tidur lelap (SWS: Sleep-slow-wave sleep).
Kemudian, yang kedua tidur bermimpi atau Rapid Eye Movement (REM).
(BACA: American Music Awards 2017 Siap Sambut BTS, ini yang Kemudian Mereka Lakukan)
Dikutip dari Scientific America, Selasa (1/9/2015), rata-rata, kita tidur dengan tipe terlelap atau SWS.
Ini ditandai dengan gelombang otak yang besar dan lamban, otot yang rileks dan pelan, pernapasan dalam yang dapat membantu otak dan tubuh pulih kembali setelah seharian beraktifitas.
Di saat tertidur dalam kondisi SWS, otak ternyata tidak otomatis berhenti bekerja.
Otak hanya akan beristirahat.
(BACA: Ya Ampun! 5 Penampilan Kompak Vicky Shu dan Sang Suami, Ade Imam Ini Dijamin Bikin Kamu Iri)
Sebaliknya, tidur yang diatur akan membuat otak "tidur" dalam tahap tertentu.
Secara teknis, rasa ingin tidur berawal dari bagian otak yang memproduksi SWS.
Menurut para peneliti, SWS ini terjadi karena aktivitas dua kelompok sel yaitu; nukleus preoptik ventrolateral di hipotalamus dan zona "parafacial" di batang otak.
Kedua kelompok sel tersebut bisa memicu hilangnya kesadaran seseorang apabila terpicu suatu rangsangan.
(BACA: Ngeri, Ilmuwan Portugal Temukan Makhluk Aneh ini, Disebut-sebut dari Zaman Dinosaurus!)
Setelah tertidur lelap, proses tidur bermimpi atau REM menyusul.
Peneliti menemukan hal yang menarik saat orang dalam kondisi bermimpi alias REM.
Mereka mengatakan bahwa saat orang bermimpi, aktivitas otak sangat tinggi namun otot tubuh mulai melemah atau lemas.
Pernafasan serta detak jantung menjadi tidak beraturan saat bermimpi.
(BACA: Waduh, Akun Instagram Aktris Cantik ini Kena Hack oleh Hacker Persia, Fotonya Diganti Jadi....)
Hal ini masih menjadi misteri bagi para ahli biokimia dan neurobiologi untuk mencari tujuan dari mimpi itu sendiri.
Selama ini, peneliti mengetahui bahwa terdapat kelompok sel di batang otak, yang disebut subcoeruleus nucleus atau inti subkoreulus yang mengendalikan mimpi.
Apabila sel-sel tersebut mengalami masalah, orang tidak mengalami gejala fisik seperti digambarkan saat bermimpi.
Saat itulah orang merasa mimpinya tidak tuntas atau berhenti begitu saja. (Kompas.com/Michael Hangga Wismabrata)
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul Apa yang Terjadi Pada Otak Saat Kita Tidur? Sains Menjawabnya
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Penulis | : | Atikah Ishmah W |
Editor | : | Atikah Ishmah W |