Laporan Wartawan Grid.ID, Siti Sarah Nurhayati
Grid.ID - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil kembali terlibat dalam sekuel film Dilan 1990, yakni Dilan 1991 yang akan segera ditayangkan pada 28 Februari 2019 di seluruh bioskop di Indonesia.
Dalam film garapan Fajar Bustomi ini, Ridwan Kamil ikut berperan sebagai kepala sekolah Dilan dan Milea.
Tak hanya itu, rupanya dengan terlibat dalam film ini, membuat Kang Emil sapaan akrabnya merasakan nostalgia dan kembali mengingat-ngingat kejadian di tahun 1990 sampai 1991.
Baca Juga : Sule Berharap Bisa Berkomunikasi Kembali dengan Mantan Istri
Rupanya tahun 1990 menjadi tahun dimana Kang Emil merasakan patah hati setelah diputuskan oleh kekasih pertamanya kala itu.
"(Tahun) '90 saya diputusin pacar pertama tapi percayalah pada skenario Tuhan yang lebih baik," ungkap Ridwan Kamil saat ditemui Grid.ID di rumah dinasnya, Gedung Pakuan, Bandung, Minggu (10/2/2019).
Mendengar pengakuan tersebut, sang istri Atalia Praratya, yang berada tak jauh dari Ridwan Kamil langsung menimpal dengan mimik muka terkejut.
"Siapa?" timpal Atalia.
Namun pertanyaan itu dijawab dengan sebuah senyuman oleh Ridwan Kamil, sembari melanjutkan kisahnya di masa itu.
"Tahun '90 juga ayah saya meninggal dunia, agak berat buat saya, enggak lihat saya lulus di ITB, nggak lihat saya menikah dan sebagainya," jelasnya.
Lebih lanjut, di tahun yang sama Ridwan Kamil juga kembali mendapat kebahagiaan setelah bertemu dengan Bu Cinta, panggilan sayangnya pada sang istri.
Baca Juga : Jalani Pemeriksaan Lanjutan, Vanessa Angel Sempat Pesan Makanan Favoritnya Pakai Ojek Online
Ridwan Kamil juga berseloroh saat itu dirinya menjadi lelaki ke-42 yang menyatakan cinta pada Atalia, hingga ingin membukukan kisahnya.
"Saya bertemu dengan istri saya juga cinta pada pandangan pertama. Tahun '90 penuh nostalgia. Makanya kami mau bikin novel juga judulnya Lelaki ke-42. Ha ha. Yang nyatain (cinta ke Atalia) 41 (orang saat itu)," tukasnya. (*)
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku
Penulis | : | Siti Sarah Nurhayati |
Editor | : | Widyastuti |