Kita bisa berkunjung antara satu rumah ke rumah lainnya hanya dengan 180 jembatan yang sudah dibangun atau dengan menggunakan perahu kecil.
Baca Juga : Tetap Sabar di Hadapan Adi Saputra yang Mengamuk, Bripka Oky Beberkan Alasannya
Desa ini begitu damai dan memiliki keindahan yang sederhana.
Bahkan suara yang paling keras yang bisa kita dengar adalah suara bebek dan burung-burung.
Diketahui nama desa ini didirikan oleh sekelompok pelarian dari wilayah Mediterania sekitar tahun 1230.
Lalu desa ini menjadi terkenal pada tahun 1958 saat ditampilkan dalam film Fanfare, yang dibuat oleh pembuat film Belanda, Bert Haanstra.
Baca Juga : Super Romantis! Ternyata Ini Tempat Kenangan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina Selama 15 Tahun Saling Kenal
Nama Giethoorn berasal dari abad ke-13, bermula dari kisah para petani yang kehilangan ternak kambingnya dalam peristiwa air bah 1170.
"Goat horn" atau "Geytenhoren" kemudian disingkat menjadi Giethoorn.
Nama itu melekat hingga sekarang.
Cara terbaik untuk menjelajahi desa Giethoorn dan segudang kanal adalah dengan bergabung dengan kapal pesiar kanal.
Baca Juga : Kuasa Hukum Muncikari F Ungkap Kliennya Sempat Ingin Menyerahkan Diri Sebelum Ditahan
Guide lokal dapat memandu kita melewati tempat ini dan menunjukkan tempat yang paling penting di desa yang sepi ini.
Walau sangat sederhana dan jauh dari kata modern popularitas Giethoorn meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Tak heran Giethoorn adalah objek wisata yang populer dan telah diberi julukan Venesia dari Belanda.
Saat ini, desa ini memiliki populasi sekitar 2.600 orang yang sudah memiliki rumah kepulauan pribadi mereka sendiri.
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul Inilah Desa Giethoorn, Desa Tenang yang Tak Miliki Jalan dan Kendaraan
Source | : | intisari |
Penulis | : | None |
Editor | : | Dianita Anggraeni |