Grid.ID - Jumiarni (8) meninggal dunia setelah diberikan suntik imunisasi.
Suntik imunisasi ini dilakukan di sekolah Jumiarni yaitu MI Al Hikmah 7 Ulu Palembang.
Namun, setelah mendapatkan suntikan tersebut kesehatan Jumiarni menurun drastis.
Akibatnya, dia pun meninggal dunia.
Sontak orangtuanya, Junianto dan Meisyah kaget dengan apa yang dialami oleh anaknya.
Beikut fakta mengenai Jumiarni yang dilansir Grid.ID dari Sriwijaya Post :
1. Keadaan sehat sebelum imunisasi
Jumiarni dalam keadaan yang sehat sebelum dia mendapatkan suntik imunisasi.
"Hari jumat, anak saya bangun subuh. Semangat sekali katanya akan ada imunisasi di sekolah," kata Meisyah dikutip Grid.ID dari Sriwijaya Post.
(BACA : Masih ABG Anak Pasha Ungu Sudah Berani Lakukan Ini dengan Kekasihnya )
Sama dengan keadaan saat mau berangkat sekolah.
Ketika pulang pun, Jumiarni masih ceria.
Nah, barulah ketika sore menjelang malam Jumiarni alami keanehan.
2. Kaki lumpuh
Setelah mendapatkan imunisasi tersebut, malamnya Jumiarti alami lumpuh di kakinya.
Tiba-tiba kaki kirinya tak bisa digerakkan.
Nah, hal tersebut tak kunjung membaik sampai Sabtu (12/11/2017) pagi.
Bahkan, kaki kanannya ikut lumpuh tak bisa digerakkan.
3. Keluar busa
Sebelum Jumiarni meninggal, ternyata dia sempat mengeluarkan busa dari hidungnya.
(BACA : Ini lho, 7 Cara Mudah Lakukan Diet yang Sehat )
Hal itu dikatakan oleh Kepala Sekolah MI Al Hikmah 7 Ulu, Rahmat Irwani.
Rahmat juga mengatakan, pihak puskesmas telah mengecek kondisi badan Jumiarni.
Saat itu memang keadaannya sehat.
Dari seluruh siswa yang disuntik, hanya Jumiarni yang mengalami hal ini.
"Kalau badan panas tentu tidak boleh, usai disuntik malamnya muntah, pihak Puskesmas juga proaktif menanyakan kondisi si anak. Lalu dirujuk RS Muhammadiyah," ungkapnya Rahmat dikutip Grid.ID dari Sriwijaya Post.
4. Meninggal selang 4 hari setelah disuntik imunisasi
Diketahui suntik imunisasi yang diberikan ke Jumiarni ini dilakukan Jumat (10/11/2017).
Setelah alami sakit hingga kakinya lumpuh.
Akhirnya petugas Puskesmas, merujuk Jumiarti ke Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang, pada Sabtu (11/11/2017) sore.
Dari sakit ini Jumiarni belum bisa buang air besar.
Bahkan, kencing saja tidak terasa.
Hinga akhirnya nyawa Jumiarni tak tertolong karena konsdisinya semakin parah.
Dia menghembuskan nafas terakhirnya pada Selasa (14/11/2017) sekitar pukul 09.00 Wib. (*)
Penulis | : | Arif B Setyanto |
Editor | : | Arif B Setyanto |