Laporan Wartawan Grid.ID, Adrie P. Saputra
Grid.ID - Konsep kota mengambang mungkin terdengar seperti sesuatu dari novel fiksi ilmiah.
Tapi hal ini bisa menjadi kenyataan pada tahun 2020.
Seasteading Institute, sebuah lembaga nirlaba yang berbasis di San Francisco telah mengembangkan gagasan ini sejak berdirinya organisasi tersebut pada tahun 2008.
Seasteading Institute telah mencapai kesepakatan dengan pemerintah Polinesia Prancis untuk mulai melakukan pengujian di perairannya.
(BACA: Wali Kota Tomohon Dukung Program Smart City Pemerintah Pusat Dengan Cara Ini!)
"Jika kamu bisa memiliki kota terapung, ini pada dasarnya akan menjadi negara start-up," Joe Quirk, presiden Institut Seasteading mengatakan kepada New York Times.
"Kita bisa menciptakan keragaman pemerintahan yang besar untuk keragaman berbagai orang."
Komunitas yang dimaksud harus terdiri dari sekitar selusin struktur, termasuk rumah, hotel, kantor, dan restoran.
Insinyur dan arsitek telah mengunjungi lokasi yang tidak diketahui dimana proyek tersebut akan muncul.
(BACA: Salah Satu Anak di Foto ini Sekarang Jadi Orang Penting di Kota Besar loh, Siapa sih?)
Tujuan utama idenya adalah untuk "membebaskan manusia dari politisi" dan "menulis ulang peraturan yang mengatur masyarakat".
Quirk mengklaim bahwa membangun utopia di lepas pantai ini akan menelan biaya sekitar $ 167 juta.
Lembaga Seasteading telah menerima dana bibit dari pendiri PayPal Peter Thiel.
Namun untuk tahap berikutnya dari proyek ini, institut tersebut berharap dapat mengadakan "penawaran koin awal".
(BACA: Daftar 24 Kota Kabupaten Penerima Penghargaan Gerakan Menuju 100 Smart City 2017
Sebuah kampanye crowdfunding yang menghasilkan uang dengan menciptakan dan menjual mata uang virtual. (*)
Source | : | www.boredpanda.com |
Penulis | : | Adrie P. Saputra |
Editor | : | Adrie P. Saputra |