Laporan Wartawan Grid.ID, Adrie P. Saputra
Grid.ID - Jiang Ge, gadis berusia 24 tahun, seorang pelajar China dari Qingdao, terbunuh di gedung apartemennya di Tokyo pada tanggal 3 November 2016.
Ia ditikam sampai mati oleh mantan pacar teman sekamarnya tepat di luar pintu apartemen sewaan yang mereka tempati berdua.
Teman sekamar Jiang, Liu Xin, seorang wanita China berusia dua puluhan, dilaporkan pindah ke apartemen Jiang setelah memutus pacarnya.
Mantan pacar Liu adalah seorang pria China berusia 25 tahun bernama Chen Shifeng.
(BACA: PSK di Pemalang Tewas, Pembunuhnya Telah Terciduk, Rupannya Begini Motif Pembunuhannya)
Sore itu, Chen tiba di apartemen Jiang untuk mencari Liu.
Setelah bertengkar, ketiganya meninggalkan apartemen dan berpisah.
Malam itu, Liu kembali lagi ke apartemen.
Liu mengatakan kepada polisi bahwa dia mengganti pakaian saat dia mendengar seseorang berteriak di luar pintunya apartemennya.
Dia mengatakan bahwa dia mencoba membuka pintu, namun tidak dapat menemukannya, sehingga dia menghubungi polisi.
Pada saat ini, masih belum jelas mengapa Chen menusuk Jiang.
Namun, banyak yang percaya bahwa dia melakukannya dalam kemarahan karena dia mencegahnya melihat mantan pacarnya.
Sementara itu, Liu mengklaim bahwa dia tidak tahu apa yang terjadi di luar pintu apartemen mereka.
Kasus pembunuhan terhadap Chen dijadwalkan akan didengar bulan depan di Jepang.
Ibu Jiang, Jiang Qiulian, membuat petisi yang meminta hukuman mati bagi pembunuh putrinya.
Hukuman mati jarang terjadi di Jepang, hanya dua eksekusi yang dilakukan tahun lalu.
Namun, dalam sebuah artikel baru-baru ini, Procuratorate Daily mengklaim bahwa China juga harus memiliki hak untuk menuntut Chen.
Cina mengeksekusi lebih banyak orang setiap tahun dibandingkan negara lainnya.
Tapi kemungkinan Chen diekstradisi ke China sangat sulit, Jepang tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan China.
Pakar hukum China mengatakan meskipun jika Chen dinyatakan bersalah maka Jiang akan dapat mengajukan tuntutan perdata di China menuntut kompensasi.
Sementara itu, Jiang Qiulian juga telah menunjuk Liu, menuduh bahwa dia sengaja membiarkan putrinya dikunci dari dalam saat dia diserang dan ditikam sampai mati.
Liu bahkan menolak permintaan untuk memberinya rincian dan tidak menyampaikan belasungkawanya.
Liu menolak tuduhan ini, mengklaim bahwa dia berada di bawah perlindungan dan pengawasan polisi dan telah dilarang untuk berbicara dengan anggota keluarga Jiang agar tidak melakukan kompromi terhadap penyelidikan tersebut.
Dia juga bersikeras bahwa dia tidak mengunci pintu sebelum Jiang diserang.
Di Weibo, sebuah hashtag tentang kasus tersebut mencatat hampir dua miliar penayangan dan puluhan juta komentar sebelum dihapus karena banyak netizen telah menyuarakan rasa jijik dengan Liu, memintanya untuk selamanya malu dan masuk daftar hitam.
"Masuk akal jika dia terlalu takut untuk membuka pintu dan memeriksa ke luar, tapi untuk tidak mengatakan sepatah kata pun belasungkawa kepada ibu teman sekamarnya untuk waktu yang lama? Itu benar-benar tidak berperasaan," tulis seorang netizen. (*)
5 Arti Mimpi Jadi Anggota KPPS Bukan Pertanda Buruk, Tenang Saja, Simak Penjelasannya
Source | : | shanghaiist |
Penulis | : | Adrie P. Saputra |
Editor | : | Adrie P. Saputra |