Grid.ID - Pemilik Raki Tenun, Nur Wahida menyampaikan, Kapolres Deliserdang membeli 40 helai kain setelah mengetahui keluarga Bobby Nasution pesan kain tenun untuk acara ngunduh mantu.
Jajaran Polres Deliserdang dua kali mendatangi tempat usahannya.
(BACA: Ini lho, 7 Cara Mudah Lakukan Diet yang Sehat)
"Setelah pesanan keluarga Bobby selesai, Pak Kapolres borong kain. Satu rak habis dibeli. Mereka dua kali datang beli kain untuk hadiah. Saya enggak tahu hadiah untuk siapa namun diborong semua kain kami," ujarnya.
Sebanyak 40 helai kain yang dibeli Kapolres, katanya, terdiri dari beberapa jenis. Seperti kain selendang, bahan pakaian untuk pria dan rok perempuan. Sedangkan Bupati Deliserdang sudah menjadi pelanggan tetapnya.
(BACA: Setelah Gosok Gigi Jangan Lupa Bersihkan Lidah, Ternyata Ini Beragam Manfaatnya, Penting Juga nih!)
"Kalau Pak Bupati Deliserdang sudah biasa pesan sehari-hari. Kami binaan Pemerintah, jadi mereka sudah sering pesan sama kami," katanya.
Sebelumnya rekan Grid.ID di Tribun Medan/Tribun-Medan.com mengunjungi Raki Tenun, di Jalan Lintas Sumatera, Medan-Lubukpakam tepatnya sebelum Simpang Penara, Tanjungmorawa, Deliserdang, Sumatera Utara.
(BACA: REVIEW FILM – Coco: Pixar Kembali dengan Drama Musik yang Menyentuh)
Dari kejauhan, tidak ada plang yang bertuliskan nama tempat usaha itu. Tempat pembuatan kain tenun jauh dari kesan mewah. Mereka memproduksi kain di rumah permanen yang memiliki tiga kamar tidur, ruang tamu, dan ruang belakang.
Ada dua tempat mesin tenun. Satu mesin tenun berada di kamar utama. Sedangkan, sisanya di ruang belakang. Totalnya ada 14 mesin tenun. Ada satu set kursi di ruang tamu yang dijadikan tempat istirahat para pekerja.
(BACA: Ternyata Inilah Drama Korea yang Dapat Rating tertinggi Di Tahun 2017, Kamu Nggak Akan Bisa Tebak!)
Setiap kain yang sudah selesai ditaruk pada kamar penyimpanan. Kamar tempat kain itu berada di kamar ketiga yang dilengkapi rak rotan serta berbagai contoh kain maupun pakaian wanita.
Ada 14 orang pekerja yang seluruhnya perempuan berusia 20 tahun ke atas. Mereka terlihat sibuk menggerakkan mesin untuk membuat kain tenun berkualitas.
(BACA: Ternyata Modus Pura-Pura Sakit Untuk Menghindari Jerat Hukum Pernah Terjadi di Negara Ini)
Pada dinding belakang terlihat beberapa gambar motif kain tenun. Adapula struktur manejemen usaha yang sederhana. Usaha tenun dirintis Nur Wahida sejak 2011.
(Tio/tribun-medan.com)
3 Bulan Nunggak SPP, Siswa SD Duduk di Lantai Jadi Tontonan Teman Sekelas, Pagi sampai Siang Tak Boleh Duduk di Bangku